Pagi ini Melisa sangat bersemangat. Mulai dari bangun lebih awal, memasak bekal sendiri, menyetrika baju seragam, hingga menyiapkan segala perlengkapan sekolahnya yang cukup banyak. Senyum di wajahnya tak pernah pudar. Dengan sepeda kesayangannya, ia dengan cepat melaju berangkat ke sekolah. Jarak rumah dan sekolahnya terbilang cukup dekat, sehingga ia hanya membutuhkan waktu 10 menit.Â
Sesampainya di sekolah, perhatian Melisa teralihkan dengan adanya secarik kertas yang tertempel pada papan pengumuman. Dalam kertas tersebut tertulis "Perlombaan Karya Tulis Teruntuk Siswa/Siswi SMA Dapatkan Kesempatan Mendapatkan Beasiswa". Senyumnya semakin melebar ketika ia tau bahwa perlombaan tersebut membuka peluangnya untuk mendapatkan beasiswa. Ia langsung mengambil handphonenya lalu memotretnya.
"Dor!" kejut Diva yang tiba-tiba ada di belakang Melisa.
"Div, ngagetin aja kamu. Eh liat deh ada perlombaan karya tulis, ikut yuk!" ajak Melisa dengan penuh antusias.
"Ngga dulu deh, males," keluh Diva sambil berlalu meninggalkan Melisa.
"Kalau kita ikutan lomba itu kita bisa dapet kemungkinan dapet beasiswa, ayolah Div daftar yuk!" ajak Melisa lagi yang menyusul Diva yang masih bermuka malas.
"Masa sih?" balas Diva dengan melirik lewat sudut matanya.
"Iya beneran! Kan itu yang mengadakan lembaga besar, lagipula tadi tertulis begitu di posternya! Ini kesempatan kita Div, lumayan beasiswa buat kuliah nanti!" desak Melisa agar Diva berubah pikiran.Â
"Itu lombanya perorangan kan? Yaudah kamu aja yang ikutan!" jawab Diva dengan santainya.
"Lho? Kamu ga mau ikutan?" tanya Melisa yang kaget dengan jawaban Diva.
"Engga Melisa, aku kan masih ada OSIS, otakku penuh sama rapat, rapat, dan rapat. Mendingan kamu aja," jelas Diva dengan perlahan agar Melisa tidak sakit hati.