Mohon tunggu...
Maulana Hilmi Arkan
Maulana Hilmi Arkan Mohon Tunggu... Ilustrator - Pelajar

Student, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Sistem Teknokrasi, Gabungan antara Manajemen Organisasi dan Teknologi

4 Desember 2023   08:10 Diperbarui: 16 Desember 2023   11:08 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bing AI / Generated Image

Teknokrasi, sebagai suatu sistem pemerintahan atau manajemen, mencirikan dominasi ahli teknis atau ilmuwan dalam pengambilan keputusan. Pada intinya, teknokrasi menempatkan penekanan utama pada penggunaan teknologi dan pengetahuan ilmiah untuk membentuk dan mengelola berbagai aspek kehidupan, termasuk organisasi. Dalam konteks ini, teknokrasi tidak hanya merujuk pada bentuk pemerintahan, tetapi juga menjadi konsep yang mewarnai cara organisasi modern berinovasi dan beroperasi.

Pertautan antara manajemen organisasi dan teknologi, yang dapat disebut sebagai teknokrasi organisasional, menjadi kunci penting dalam era inovasi dan kompleksitas bisnis. Dalam pernikahan yang sinergis ini, manajemen organisasi memberikan kerangka kerja untuk pengelolaan sumber daya manusia dan keputusan strategis, sementara teknologi memberikan alat untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan operasional.

Teknokrasi organisasional membawa konsep integrasi yang erat antara kebijakan manajerial dan pemanfaatan teknologi canggih. Hal ini tidak hanya mencakup penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak terkini, tetapi juga mencakup pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi dapat menjadi pendorong perubahan strategis dan peningkatan kinerja. Teknokrasi organisasional membawa nilai tambah dengan mengubah informasi menjadi wawasan yang dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan dan perkembangan strategi.

Prinsip-prinsip teknokrasi

Prinsip-prinsip utama teknokrasi mencerminkan penekanan pada penggunaan pengetahuan teknis dan ilmiah untuk mengelola dan mengambil keputusan. Pertama, teknokrasi menghargai kompetensi teknis di atas faktor politik atau kebijakan. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan diserahkan kepada ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang diperlukan. Kedua, efisiensi dan rasionalitas dikedepankan, dengan penekanan pada penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas.

Dibandingkan dengan sistem pemerintahan atau manajemen lainnya, teknokrasi menonjol dalam penekanannya pada keilmuan dan keahlian teknis. Perbedaannya dengan demokrasi, misalnya, terletak pada fokusnya pada partisipasi ahli daripada partisipasi massa. Teknokrasi juga berbeda dengan otoritarianisme karena pengambilan keputusan didasarkan pada pengetahuan dan keahlian, bukan pada kekuasaan pribadi atau otoritas tanpa dasar ilmiah.

Dalam esensinya, teknokrasi menciptakan dinamika yang unik di mana kepemimpinan dan pengambilan keputusan diberikan kepada mereka yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu teknis yang relevan. Ini menciptakan sebuah sistem di mana efisiensi, inovasi, dan perkembangan teknologi menjadi fokus utama dalam mencapai tujuan organisasi atau pemerintahan.

Manajemen Organisasi dalam Konteks Teknokrasi

Dalam konteks teknokrasi, peran manajemen dalam pengelolaan teknologi menjadi sangat krusial. Manajemen tidak hanya bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sumber daya organisasi, tetapi juga harus memiliki pemahaman mendalam tentang peran dan dampak teknologi dalam mencapai tujuan organisasi. Para manajer perlu memastikan bahwa teknologi yang digunakan sesuai dengan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi kebutuhan teknologi yang relevan, serta memimpin implementasi dan integrasi teknologi secara efektif dalam seluruh lapisan organisasi.

Integrasi manajemen dan teknologi menjadi poin sentral dalam menciptakan efisiensi organisasi dalam konteks teknokrasi. Manajer harus mampu menghubungkan tujuan strategis organisasi dengan pemanfaatan teknologi yang tepat. Ini mencakup pemilihan dan implementasi sistem informasi yang memadai, pelatihan staf untuk mengadopsi perubahan teknologi, dan memastikan bahwa teknologi mendukung proses bisnis secara menyeluruh. Pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan organisasi dan kemampuan teknologi menjadi kunci untuk menciptakan integrasi yang harmonis.

Contoh nyata Keberhasilan Teknokrasi

Salah satu contoh yang mencolok mengenai transformasi drastis dari model manajemen tradisional ke teknokrasi dapat ditemukan dalam perjalanan pemerintahan Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew.

Pada tahun 1965, Singapura merdeka setelah memisahkan diri dari Malaysia. Pada saat itu, negara ini menghadapi sejumlah masalah serius, termasuk tingkat pengangguran tinggi, kurangnya sumber daya alam, dan ketidakpastian politik. Lee Kuan Yew, yang menjadi Perdana Menteri Singapura, menghadapi tugas berat untuk mengubah Singapura menjadi negara yang stabil dan makmur.

  • Mengutamakan Pendidikan Teknikal dan Keahlian

Lee Kuan Yew memahami bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi, penduduk Singapura perlu dibekali dengan keahlian teknis dan ilmiah. Pemerintahan mendukung pendidikan teknikal dan kejuruan yang kuat, menciptakan lapangan kerja untuk lulusan dengan keahlian khusus yang dibutuhkan oleh sektor ekonomi yang berkembang. *

  • Menerapkan Kebijakan Ekonomi Berbasis Data

Pemerintah Singapura berinvestasi secara signifikan dalam teknologi informasi dan sistem pengolahan data untuk memahami dinamika ekonomi mereka. Mereka menggunakan data untuk mengidentifikasi peluang pasar, menganalisis tren ekonomi, dan mengarahkan kebijakan ekonomi mereka.

  • Menggunakan Teknologi dalam Tata Kelola Pemerintahan

Singapura menerapkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan. Sistem pelayanan publik berbasis online dan integrasi data antarinstansi memberikan akses yang lebih mudah bagi warga dan memungkinkan pemerintah untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Keberhasilan:

  • Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat

Dengan fokus pada pendidikan teknis, penerapan teknologi dalam ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang efisien, Singapura berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat. Negara ini berkembang menjadi pusat keuangan dan teknologi terkemuka di dunia.

  • Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan

Transformasi ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup, tetapi juga mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Singapura.

  • Peningkatan Kualitas Hidup

Singapura mengalami peningkatan signifikan dalam kualitas hidup warganya, termasuk sistem pendidikan dan layanan kesehatan yang unggul. Perjalanan Singapura dari negara yang baru merdeka menjadi kekuatan ekonomi global menggambarkan bagaimana adopsi teknokrasi dalam manajemen pemerintahan dapat membawa perubahan drastis dan berkelanjutan. Transformasi ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dan pengetahuan ilmiah dapat menjadi kekuatan pendorong utama dalam pemkangunan dan kemajuan suatu negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun