Badut jalanan hadir menjamur di sejumlah ruas jalan di  Indonesia salah satunya adalah Kota Bandung Jawa Barat, Badut jalanan biasanya peroperasi di perempatan jalan dan lokasi yang strategis. tidak hanya orang dewasa tetapi banyak sekali anak-anak yang melakukan profesi menjadi badut jalanan, Fenomena badut jalanan itu berbanding lurus dengan data warga miskin baru yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandung, di mana jumlahnya mencapai 59.700 orang.
Penambahan jumlah warga miskin baru di Kota Bandung tersebut merupakan akibat dari pandemi Covid-19 yang memukul berbagai sektor ekonomi masyarakat.Â
dikutip dari databoks "Persentase Korban Eksploitasi Seksual, Perdagangan, dan Pekerja Anak Menurut Status Sekolah'Â
Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) selama Januari-April 2021, 67% dari korban eksploitasi seksual, perdagangan, dan pekerja anak merupakan siswa yang masih aktif bersekolah. Hanya 37% korban yang merupakan anak putus sekolah.
Persoalan tersebut terjadi akibat pengawasan dari institusi pendidikan semakin lemah saat pandemi virus corona Covid-19. Pasalnya, para siswa harus melakukan pembelajaran secara daring selama masa pandemi.
Kondisi tersebut juga didorong beban orang tua yang makin besar akibat kesulitan ekonomi dan juga kian mudahnya akses internet selama pandemi. Atas dasar itu, kerja sama berbagai pihak diperlukan untuk melindungi anak dari berbagai kasus eksploitasi seksual, perdagangan, dan pekerja anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H