Amel menggandeng tangan Cinta menuju meja makan. "Tante, ayo mie gorengnya habiskan dulu. Kata ayah, Â kalau makan harus habis," Amel cerewet menasihati Cinta.
Cinta duduk di meja makan dengan perasaan tak menentu. Hatinya bertanya mengapa ia dipertemukan lagi dengan Rangga di sini?
Dimana sebenarnya ia ingin sendiri menenangkan diri.
Cinta menunduk, mie goreng di depannya sudah dingin. Sedingin hatinya yang beku akibat pertunangan yang dibatalkan sepihak oleh Trian. Sungguh berbeda dengan Rangga yang sudah menikah dan punya anak.
"Maaf ya, karena mengantar Amel ke kamar mandi sarapannya jadi dingin. Sebentar, saya buatkan yang baru," suara Rangga terdengar ramah.
Cinta menggeleng, "Gak usah, hmm saya sebenarnya sudah kenyang," menjawab sekenanya.
"Maafkan Amel ya tante!" suara Amel kemudian terdengar dengan sorot mata polos.
Amel lalu berbisik pada Rangga. Mereka saling pandang lalu tersenyum. "Tante, kalau sudah kenyang berarti waktunya jalan-jalan. Ayah dan Amel akan ajak tante ketemu gajah langsung di hutan."
***
Mobil Jeep Wrangler menjauhi hotel. Dari pantul spion tengah terlihat wajah Rangga memegang stir. Amel duduk di belakang bersebelahan dengan Cinta.
Cinta memandang kaca jendela mobil. Benaknya kembali bertanya mengapa ia mau menerima tawaran Rangga.
"Tante, Amel sering piknik sama ayah ke sini." Amel menjelaskan. "Oh, sama bunda juga?" Cinta kemudian bertanya.