Praktik perjudian online jaringan internasional di Bogor akhirnya terbongkar, Jumat (31/3) siang. Sebuah ruko di kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR) rupanya sudah tiga bulan menjadi sarang 28 pelaku melancarkan aksinya. Meski terbilang baru, anggotanya sudah tersebar di banyak daerah. Dalam sehari omzetnya mencapai Rp5 miliar.
Satuan Reskrim (Satreskrim) PolrestaBogorKota berhasil meringkus sindikat perjudian dengan nama beken ‘Jamuzu Corp’. Di Ruko Green Soho Valey Kompleks Bogor Nirwana Residence (BNR) itulah, 22 orang dipekerjakan menjadi operator. Sedangkan, enam orang lainnya menjalani peran sebagai administrator (3 orang), manajer (3 orang) dan dua orang pimpinan. Seluruhnya diringkus polisi tanpa perlawanan.
Kepala Polresta Bogor Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengaku telah mengincar sindikat ini sejak awal tahun berdasarkan informasi warga.
“Kami menerima informasi adanya praktik perjudian online sepakbola, langsung ditindaklanjuti Kasatreskrim hingga pukul 13:00 WIB dilakukan penangkapan kepada sejumlah orang di lokasi perjudian,” Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya di Makopolresta Kedung Halang, Jumat (31/3) malam.
Untuk ikut dalam perjudian online tersebut, pelanggannya harus membayar mulai dari Rp100 ribu tarif terendah hingga Rp500 ribu. Konsumen yang sudah membayar akan mendapat ID dan password untuk bisa masuk ke akun perjudian online tersebut.
ID dikirimkan langsung oleh bos besarnya di Filipina melalui manajer di Bogor. “Nomor yang didapat dari Manila dilempar ke admin, lalu dari admin dikirim ke operator. Di antara ketiganya terjalin komunikasi, pelanggan yang mau ikut akan mendapatkan nomor ID dan password setelah membayar sejumlah dana,” ujarnya.
Ulung menyebutkan, dari keterangan pelaku praktik perjudian online tersebut sudah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan. Diperkirakan, jaringan tersebut juga terdapat di beberapa kota dan jumlahnya mencapai ribuan petaruh.
“Petaruh langsung berhubungan dengan permainan, jadi menang atau tidak yang tahu jaringan atas,” terangnya.
Selain menangkap pelaku, polisi juga menggeledah seisi ruangan. Diamankan sejumlah barang bukti di antaranya lima unit laptop, perangkat wifi, 44 unithandphone android, tiga CCTV, kursi, belasan earphone, satu unit televisi dan sejumlah berkas, serta buku catatan nomor kontak pelanggannya.
Bila dihitung dengan tarif terendah Rp100 ribu dan jumlah ribuan pelanggan yang tersebar di Indonesia, Ulung menaksir omzet yang diraup pelaku dalam seharinya bisa mencapai Rp5 miliar setiap satu pertandingan.
“Ya, kalau lihat dari jumlah operator dan kewajiban menebus nomor ID sebesar Rp100-500 ribu, sehari bisa sampai 5M,” kata Ulung.