Mohon tunggu...
Money

Gas 3 Kilo Langka di Bogor

9 Maret 2017   11:15 Diperbarui: 9 Maret 2017   11:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga Bogor mulai kebingungan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram. Sudah satu minggu ini pasokan gas melon terbatas, baik di Kota maupun Kabupaten Bogor. Sampai-sampai, warga harus mencari ‘si melon’ hingga beberapa kilometer dari tempat tinggal mereka.

 Di Kampung Kambing, Kelu­rahan Karang Asem Barat, Ke­camatan Citeureup, pengecer gas mengaku sudah seminggu tidak dikirim stok. Biasanya pengiriman rutin tiap dua kali dalam seminggu. Namun be­lakangan, pengiriman dibatasi.

“Seminggu sekali baru dikir­im. Itu pun dibatasi cuma diisi 20 tabung,” kata pengecer gas, Wati.

Ia pun kewalahan mengha­dapi pertanyaan pembeli yang banyak mengeluhkan sulit­nya mendapat pasokan gas tiga kg. “Dikasih tabung besar pada enggak mau, karena kan lumayan mahal sekali isi,” kata dia.

Seorang ibu rumah tangga Ayu mengaku harus berputar-putar ke daerah tetangga de­mi mendapatkan gas melon.

“Iya mau gimana lagi. Kalau enggak gini mau masak pakai apa, di mana-mana kosong,” sesalnya.

Kelangkaan ini juga terjadi di sejumlah warung dan pan­gkalan gas di Kota Bogor. Di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, sejumlah warung tam­pak tidak memiliki stok gas melon.

Seorang penjaga warung di Jalan Kebon Pedes, Kota Bogor Nova (40) mengatakan, pasokan gas elpiji tiga kg ini memang kerap dicari ma­syarakat.

“Kosong sudah dari tiga hari yang lalu, belum dapat kiriman lagi dari agen, warga juga banyak yang bolak-balik cari gas ke sini,” ujarnya.

Hal serupa dikatakan seorang pemilik warung yang lokasinya tidak jauh dari wa­rung milik Nova, Sri (35). “Iya sekarang gas memang sulit dicari, banyak yang nyari. Ada yang pakai motor, mobil, padahal mereka bukan warga sini,” ungkapnya.

Sementara itu sebuah pang­kalan gas di Kelurahan Bantar­jati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pun tak menampik bahwa gas elpiji tiga kg akhir-akhir ini memang banyak diburu masyarakat.

Sehingga, stok gas tersebut kerap habis dalam jangka waktu yang tidak lama.

“Sekarang stok gas lagi ko­song, soalnya biasanya kalau datang kiriman gas langsung habis, mungkin memang di mana-mana lagi susah. Kita baru ada stok lagi paling besok,” ujar seorang pegawai Ade Firmandi (46).

Ketua Hiswana Migas DPC Bogor Bahriun membenarkan soal kelangkaan gas melon. Ini terjadi karena besarnya permintaan terhadap gas tersebut. “Hampir di seluruh pelosok ya langkanya. Karena kebutuhannya juga mening­kat,” kata Bahriun.

Disinggung soal upaya penambahan pasokan gas, ia mengaku belum bisa me­mutuskan. Karena harus dibi­carakan dengan PT Pertamina. “Khusus yang tiga kilo itu kan pengirimannya dibatasi kuota daerah. Jadi untuk penam­bahan harus dikoordinasikan dengan pihak Pertamina,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bi­dang Perdagangan Disper­indag Kota Bogor Mangahit Sinaga mengatakan, adanya kelangkaan gas melon wajar terjadi. Karena, sejak akhir Agustus pemerintah sudah bersiap-siap mengurangi pa­sokan gas melon yang hanya diperuntukkan warga miskin.

“Bukan langka, tapi memang ada pengurangan tiap tiga bulan sekali sekitar 5 persen,” kata Mangait.

Ia menyebut saat ini pasokan gas untuk wilayah Kota Bogor sejumlah 600 ribu. Jumlah itu lebih sedikit dari pasokan gas melon untuk wilayah Kabu­paten Bogor.

“Tiap bulan, kuota untuk Kota Bogor 25 persen dari kuota Kabupaten Bogor. Jadi kita dapatnya cuma 600 ribu tabung,” sebutnya.

Jika dihitung-hitung, den­gan pengurangan lima pers­en dari kuota, maka ada 550 ribu tabung yang berkurang dalam kurun waktu tiga bu­lan. Sementara di Kabupaten Bogor kuotanya mencapai 1,8 juta tabung per bulan. Sedangkan bila dijumlah­kan untuk Kota/Kabupaten Bogor setiap bulannya pen­gurangan tabung gas tiga kg mencapai 120 ribu tabung. “Sekarang sudah waktunya masyarakat beralih ke gas 5,5 kilo. Makanya sekarang kita awasi betul-betul peng­gunaan gas tiga kilo,” tan­dasnya.

 (rez/c/feb/dit)

SUMBER : HarianMetropolitan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun