Penggunaan gawai secara berlebih oleh anak usia dini sangat tidak disarankan karena dapat mengganggu pikirannya dan berakibat juga pada proses berbahasanya. Kebiasaan bermain sendiri dengan gawai dapat membuat anak kecanduan dan mengabaikan lingkungan sekitarnya. Ketika anak kecanduan dan tidak peduli dengan lingkungannya, maka tidak ada proses komunikasi yang dilakukan anak tersebut dengan lingkungannya karena ia sibuk dengan dunia gawainya.Â
Jika anak tidak cukup sering berinteraksi dengan dunia nyata atau lingkungan sekitarnya, anak tersebut akan kurang dalam keterampilan berbahasa dan berbicaranya. Peran orangtua pun sangat penting untuk mendampingi anaknya agar aktif menyerap bahasa dari prosen komunikasi dengan lingkugan sekitar baik dengan orang tua maupun dengan teman-teman seusianya.
Gangguan-gangguan berpikir dan berbahasa anak dapat dicegah tentunya dengan peran orangtua karena orangtua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Bahkan bahasa yang diterima pertama kali oleh anak berasal dari ibunya.Â
Orangtua pun harus membatasi anaknya Ketika menggunakan gawai agar anak tidak kecanduan. Selain itu, orangtua harus bisa membagi waktu kerja dengan waktu bermain bersama anaknya agar anak sibuk bermain dengan orangtuanya dan lupa denga gawainya.Â
Peran guru di sekolahnya juga sama pentingnya dengan orangtua anak di rumah. Guru harus dapat melihat perkembangan anak dan tidak membiarkan anak bermain sendiri tanpa teman.Â
Maka dari itu, proses keterampilan berbahasa anak khususnya berbicara harus dilatih dari kecil dan salah satu cara melatihnya adalah dengan banyak berinteraksi dengan anak baik itu bercerita atau sekedar berbincang-bincang tentang apa yang terjadi selama anak tersebut belajar di Sekolah pada hari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H