Dengan menderita 3 kali kekalahan beruntun, memaksa eks pemain Real Madrid tersebut harus menerima keputusan manajemen. Pecat.
Pemecatan Juan Esnaider oleh manajemen PSBS Biak sekaligus menjadikan ia sebagai korban pertama keganasan  Liga 1 edisi 2024/2025.
Nasib seperti Esnaider juga dirasakan Hendri Susilo bersama Semen Padang. Klub berbasis di kota Padang, Sumatera Barat itu, resmi mendepak Hendri Susilo setelah tim berjuluk Kabau Sirah tersebut tampil buruk di awal kompetisi. Lantaran dari 4 laga Mochammad Dicky dkk hanya mampu mendulang 3 poin.
Tiga poin tersebut didapatkan pada pertandingan ketiga di kandang saat bersua PSS Sleman, sementara 4 pertandingan lainnya selalu menderita kekalahan, yakni kalah (1-3) di kendang kontra Borneo FC Senin (12/8), kemudian dipermak Bali United 2-0 Stadion I Wayan Dipta (Gianyar), Bali, Minggu (18/8), dan tunduk di tangan Malut United 2-1 pada laga tandang kedua Jum'at (13/9).
Dari 4 laga awal  Liga 1 hanya meraih 3 poin, membuat manajemen Kabau Sirah harus mengakhiri kerja sama dengan pria yang doyan formasi 4-3-3 tersebut.
Dengan berakhirnya putusan kontrak Hendri Susilo, praktis ceritanya bersama Semen Padang di Liga 1 edisi 2024/2025 juga ikut berakhir.
Jika Juan Esnaider dan Hendri Susilo disebut sebagai korban pertama dan kedua dari keganasan  Liga 1 2024/2025, maka Widodo Cahyono Putro adalah korban ketiga. Pasalnya, eks juru taktik Persita Tangerang itu tak sanggup mengangkat performa Madura United di awal kompetisi.
Karena, melewati 4 pertandingan hanya mampu meraih 1 poin, sehingga tim berjuluk Laskar Sapeh Kerrab itu masih tertahan di dasar klasemen hingga pekan keempat.
Kondisi ini tentu kontras dengan capaian Madura United pada edisi 2023/2024 lalu, di mana mereka menjadi penantang serius tim penghuni puncak klasemen.
Bahkan, hingga kompetisi 2023/2024 berakhir, mereka tetap bertengger di posisi keempat dengan mengumpulkan 55 poin.
Dengan catatan apik di edisi sebelumnya, tentu melihat capaian Madura United di awal kompetisi 2024/2025 sangat kontras. Justru itu, hasil mengecewakan yang didapatkan pada empat laga awal membuat para fans mulai melancarkan suara-suara protes kepada manajemen untuk mendepak WCP.