Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebih Dekat dengan Abd Rauf Wajo, Pribadi yang Humble dan Dekat dengan Mahasiswa

30 Agustus 2024   16:25 Diperbarui: 30 Agustus 2024   16:30 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain rumah Hi Basyirun Apal berdekatan dengan SMP, keputusan bapaknya kala itu, agar supaya ia lebih konsentrasi belajar Makhorijul Huruf Hijaiyah secara baik dan benar. Selain belajar Makhorijul Huruf, Hi Basyirun juga mengajarkan ilmu Fiqh, kondisi inilah memantik ia mulai jatuh hati dan menaruh harap, agar kelak ia menjadi seorang guru agama.

"Dari belajar Makhorijul Huruf Hijaiyah dan Fiqh bersama Hi Basyirun lah membuat saya tertarik untuk menjadi guru agama seperti dirinya," akunya.

Bersama Hi Basyirun Apal sepanjang menempuh pendidikan SMP, ia terus menggeliat dengan semangatnya, dan jadikan Hi Basyirun sebagai penyerap teladan untuk meraih kesuksesan, karena berkali-kali ia mendapat getar penuh spirit dari sosok pengampu sekaligus guru fiqh tersebut.

Dan' bersama Hi Basyirun lah mental ia makin terasah dengan baik, tak kalah ia meraih juara 1 pada event lomba azan antarkecamatan Sulabesi Barat, serta mulai terlibat pada organisasi intra sekolah (Osis).

Perjuangan menempuh pendidikan SMP pun dilalui dengan hati yang gembira selama tinggal bersama dengan Hi Basyirun. Namun, menjelang ujian kelulusan rasa haru dan sedih kembali menyilimuti pikiran, tak kala terantuk dengan biaya ujian, kondisi inilah sempat membuat ia merasa down, lantaran ketiadaan uang ujian.

Namun, pada akhirnya situasi tersebut dapat dilalui, berkat bantuan oleh salah seorang kakaknya, sehingga ia dapat mengikuti ujian dan mengantongi ijazah SMP bersama sejumlah teman-teman dari kampung halamannya.

Setiap anak jika mengantongi ijazah SMP pasti merasa gembira, lantaran impian memakai seragam putih abu-abu bakal terwujud. Namun, perasaan senang dan gembira yang ia alami tidak berlangsung lama, ketika menghadapi dua pilihan: lanjut ke jenjang SMA dengan biaya terbatas, dan tidak lanjut.

"Bapak saya memang berkeinginan agar saya hanya cukup sampai di SMP, karena terkendala dengan biaya, jika saya lanjut ke jenjang SMA, sementara ibu saya terus men-support agar saya harus lanjut studi, dan saya juga sangat berkeinginan untuk tetap sekolah" katanya.

Selain mendapat support dari sang ibu, perhatian yang sama pun diberikan oleh kakanya. Hanya saja, pilihan mereka sangat kontras dengan keinginannya, lantaran sejak tinggal bersama Hi Basyirun Apal selama menempuh studi di SMP, dan berkeinginan menjadi seorang guru agama.

Tapi, berangkat dari sejumlah pertimbangan, niatnya untuk bersekolah di Madrasah Aliyah (MA), akhirnya di belokkan oleh sang ibu dan kakaknya. Menurut mereka, melanjutkan studi di SMK jauh lebih baik dan memiliki prospek kerja sangat terbuka, daripada harus ke MA.

Dorongan berskolah di MA pun mendapat respon positif dan sang bapaknya, yang awalnya meminta untuk berhenti dan bekerja untuk membantu orangtua di rumah. Rupanya, presentasi yang dilakukan sang kakak menghidupkan asa sang bapaknya, sehingga mereka memutuskan untuk Abd Rauf harus bersekolah di SMK YPS Sanana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun