Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Suanggi, Kekuatan Ghaib yang Menyeramkan dan Paling Ditakuti

16 Januari 2024   23:50 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:26 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga, bagi masyarakat di wilayah Timur Indonesia, memandang makhluk ghaib sejenis itu tidak begitu berbahaya, bila dibandingkan dengan Suanggi dari Timur. Konon, diceritakan bahwa Suanggi, pada masa penjajahan, kerap dimanfaatkan untuk menakuti dan membunuh penjajah, lantaran ilmu sihirnya sulit dideteksi secara kasat mata.

Walaupun begitu, orang yang menggunakan ilmu sihir (Suanggi) yang kemudian berubah wujud, tidak bisa berhadapan dengan musuh dengan jumlah yang banyak, mereka hanya bisa berhadapan musuh dalam kondisi sepi.

Lima makhluk ghaib: memedi, lelembut, tuyul, demit, serta danyang, kecenderungannya hanya menggoda atau menakuti manusia pada saat-saat tertentu. Namun, pada prinsipnya tidak langsung mencelakai bahkan membunuh. Karena, makhluk ghaib jenis ini disebut sebagai makhluk ghaib yang "liar" karena tidak menyatu dalam diri manusia.

Sementara Suanggi merupakan makhluk ghaib yang bersemayam dalam diri manusia. Walaupun begitu, hanya orang-orang tertentu yang dapat dikatakan memiliki kekuatan ghaib seperti itu. Karena, mereka mempelajari mantra-mantranya, sehingga kekuatan ghaib (Suanggi) kemudian menyatu dengan mereka hingga ajal menjemputnya.

Penyatuan kekuatan ghaib dalam tubuh tersebut, kemudian tinggal dimanfaatkan kapan saja dan di mana saja, sesuai kemauannya. Namun, berdasarkan fakta di masyarakat, mereka yang belajar dan memiliki kekuatan ghaib (Suanggi), lebih cenderung menebarkan kekuatan ghaib pada orang-orang yang telah menjadi target, lantaran dipicu oleh dendam atau kesalapahaman pada persoalan harta atau jabatan, maupun pasangan hidup dan lain-lain.

Jika merujuk pada defenisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB) Daring, Suanggi merupakan burung hantu. Defenisi ini sangat tepat, karena orang yang memiliki ilmu ghaib tersebut, nantinya berproses menjadi makhluk halus dan bisa berterbang layaknya burung pada malam hari. Jika di Papua masyarakat hanya mengenal kata Suanggi, maka berbeda dengan Maluku Utara.

Walaupun pada umumnya, sebutan Suanggi ditujukan pada orang yang memiliki kekuatan ghaib (jahat). Namun, di berbagai daerah di Maluku Utara, sebutan Suanggi sangat berbeda berdasarkan bahasa lokalnya masing-masing. Di kota Tidore Kepulauan, Suanggi disebut dengan kata Coka, sementara di Ternate adalah Caka, begitupun sebutan Suanggi berbeda dengan masyarakat suku Tobelo di Halmahera Utara Utara yakni Toka, dan tentunya penyebutan ini juga berbeda dengan masyarakat lainnya berdasarkan bahasa lokalnya masing-masing. Memang berbeda pada sebutannya, hanya saja pada hakikatnya sama, yaitu orang berafiliasi dengan roh jahat atau kekuatan jahat.

Di Papua, masyarakat mengetahui dan meyakini bahwa Suanggi sebagai makhluk halus yang sangat menyeramkan dan berubah wujud, kemudian menerbangkan diri dengan pelepah daun kelapa. Sementara di Maluku Utara, pada umumnya diketahui Suanggi beraktivitas pada malam hari, tanpa membutuhkan fasilitas pendukung layaknya Suanggi di daerah Papua.

Namun, aktivitas Suanggi pada malam hari diyakini hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki tingkat kemampuan spiritualnya yang cukup tinggi. Sehingga, pada umumnya, aktivitas Suanggi malam hari hanya diketahui atau dideteksi melalui suara siulan.

Dan siulan pun berbeda: keras dan lembut. Dan' Suanggi yang bersiul pun hanya dilakukan pada malam hari tidak berlaku pada siang hari. Konon, mereka yang beraktivitas pada malam hari memberi isyarat, sehingga kerap diikuti oleh yang lainnya.

Sementara siualan lembut diyakini Suanggi tidak berada di angkasa, melainkan di dekat rumah warga. Dan siulan lembut yang dilakukan Suanggi, biasanya memantau aktivitas mangsa atau orang-orang menjadi target untuk dicelakai. Untuk itu, pada umumnya masyarakat lebih khawatir atau takut pada Suanggi yang melancarkan aksi siulan lembut daripada siulan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun