Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Sejuta Cinta Untuk Palestina

15 Desember 2023   09:52 Diperbarui: 15 Desember 2023   10:37 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang bocah memegang bendera Palestina pada aksi bela Palestina di kota Ternate, Maluku Utara Minggu (3/12/23). Foto: Hilman Idrus 

Langkah Nadia terhenti tepat di depan pangkalan ojek, sejenak ia menyapu pandangan ke kanan dan menyaksikan tayangan berita tentang konflik Israel-Palestina. Di layar televisi itu terpampang para bocah tengah duduk murung sambil memegang buah semangka, di sekeliling mereka tampak puing-puing reruntuhan rumah. Sejenak pikirannya melayang jauh ke kota suci tiga agama.Yerusalem.

"Di sana bukan konflik agama melainkan politik, Israel ingin merebut kota Yerusalem, sementara rakyat Palestina pun mempertahankan kota Yerusalem, karena itu merupakan salah satu kota suci bagi umat Islam," kata salah seorang tukang ojek di pangkalan.

Tayangan berita itu, menggugah hati Nadia, "mengapa tentara Zionis Israel begitu tega menghancurkan rumah-rumah penduduk masyarakat Palestina, bahkan secara keji membunuh warga yang tak berdosa," tanya Nadia dalam hati.

Rasa iba pada anak-anak korban perang, membuat Nadia terus penasaran, mengapa Israel dan Palestina terus berkonflik. Ia akhirnya memutuskan untuk cepat-cepat pulang ke rumah dan menanyakan kepada kedua orangtuanya. 

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Nadia melihat sekumpulan anak muda berdiri di persimpangan jalan, mereka memegang kotak amal dan bendera palestina. Sementara satu di antara para pemuda itu berdiri dan berorasi dengan menggunakan pengeras suara, suaranya lantang mengutuk Israel.

"Saudara-saudara sekalian, sebagai umat muslim kita harus membantu saudara kita di Palestina,"

"Mereka adalah saudara seiman, jadi kita harus membela dan membantu mereka,"

"Jika ada sedikit rezeki kalian, kami mohon untuk menyumbang demi membantu rakyat Palestina," seru sang orator

Nadia semakin tergugah, uang jajan yang diberikan ibunya masih menyisakan lima ribu rupiah, ia merogok ke dalam tas sekolah, lalu memasukan uang tersebut pada kotak amal yang diletakan di atas trotoar jalan.

"semoga bermanfaat bagi anak-anak Palestina," batin Nadia

***

"Papa, aku ingin bertanya! mengapa Israel dan Palestina sering berkonflik?" tanya Nadia

"Mengapa kamu sangat tertarik sekali ingin mengetahui tentang Israel dan Palestina" jawab pak Hendra, ayah Nadia.

Nadia lalu menceritakan tentang berita yang ia saksikan di pangkalan ojek saat perjalanan pulang ke rumah, dan juga aksi penggalangan dana untuk Palestina yang dilakukan anak -anak muda di jalan raya.

"Kalau cerita tentang Israel dan Palestina cukup panjang, tapi bapak hanya menjelaskan secara garis besarnya saja,"

"Di Palestina, tepatnya di Yerusalem merupakan kota suci tiga agama Samawi: Yudaisme, Kristen dan Islam,"

"Di Yerusalem terdapat tempat ibadah umat Yahudi yang bernama Tembok Ratapan, dan Gereja Makam Krsitus bagi umat Kristen dan Masjid Al Aqsa untuk umat Islam,"

"Bagi umat Yahudi mereka ingin merebut tanah Yerusalem karena di situ ada tempat ibadah mereka, sementara umat Kristen dan Islam di Palestina tidak tinggal diam, mereka juga mempertahankan tanah Yerusalem, sehingga sering terjadi konflik dan menewaskan orang-orang tak berdosa," kata ayah Nadia

"Tapi, setiap agama 'kan mengajarkan saling menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, karena sama-sama sebagai makhluk Tuhan, mengapa mereka tega membunuh oran-orang tak berdosa?" tanya Nadia

"Iya, kamu betul nak, tidak semua masyarakat Israel juga yang mendukung hal itu, hanya kepentingan Zionis-lah yang ingin menguasai tanah Palestina, sehingga menewaskan ribuan bahkan jutaan nyata manusia di sana" jawab ayahnya

"Ayah sarankan, jika kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang Palestina, nanti suatu kali bapak ceritakan semuanya, karena sekarang bapak ada urusan penting di kantor," cetus ayahnya seraya menghidupkan sepeda motor.

***

Rasa penasaran tentang konflik Israel-Paletina, dan tergerak ingin membantu memberi bantuan pada warga Palestina, akhirnya Nadia menyampaikan idenya kepada teman-temannya di kelas. 

Ia teringat penjelasan ayahnya dan juga kata-kata yang disampaikan anak muda yang menggalang dana di jalan, bahwa warga Palestina adalah saudara seiman yang membutuhkan uluran tangan umat Islam di berbagai belahan dunia.

"teman-teman, aku mau menawarkan satu ide untuk kita semua, ini tentang kepedulian kepada anak-anak Palestina yang menjadi korban perang," kata Nadia

"Apa itu, tanya Fatima teman baiknya Nadia

"Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat Palestina, gimana kalau kita menggalang dana di sekolah, nanti aku sampaikan kepada pengurus OSIS, biar kita bergerak sama-sama menggalang dana," ujar Nadia

"Setuju," teriak teman-teman sekelasnya kompak.

Nadia lalu bertemu dengan wali kelas dan ketua OSIS, menceritakan secara detail maksud dan tujuan dari kegiatan penggalangan dana untuk rakyat Palestina. Pertemuan mereka menyepakati dua poin, yang pertama semua siswa diwajibkan menyumbang sedikit rupiah untuk membantu warga yang menjadi korban peperangan di Palestina. Dan' yang kedua, Nadia bersama teman-temannya serta pengurus OSIS menggalang dana di depan sekolah atau bergabung bersama mahasiswa dan masyarakat.

***

Aksi penggalangan dana akhirnya diliput media dan menjadi viral, sejumlah organisasi kepemudaan dan keagamaan kemudian tergerak untuk turun ke jalan bersama Nadia dan kawan-kawan. 

Warga masyarakat pun memuji langkah yang dilakukan Nadia dan kawan-kawan, mereka mengatakan Palestina harus dibela dan dibantu, selain persauadaran seagama, juga faktor kemanusiaan.

Dana yang terkumpul bersama masyarakat akhirnya disalurkan ke Palestina melalui pemerintah. Nadia dan kawan-kawannya pun senyum puas, lantaran apa yang mereka lakukan akhirnya mendapat simpati masyarakat bahkan pemerintah.

"Momen penting ini, akan kutuliskan dan menjadi kenang-kenangan di hari esok," bisik Nadia dalam hati.

Nadia juga menceritakan kepada ayah dan ibunya dengan penuh bangga, bahwa apa yang dia dan teman-temannya lakukan, merupakan bukti kecintaan pada warga Palestina dan juga tanah suci tiga agama seperti yang diceritakan ayahnya.

"Aku akhirnya jadi tahu tentang sejarah Palestina melalui sejumlah artikel yang aku baca di internet Ayah!," ujar Nadia

"Aku berharap suatu saat nanti, jika Tuhan berkehendak dan memberi rezeki aku akan berkunjung ke masjid Al-Aqsah dan menulis tentang Palestina," imbuh Nadia

"Aku ingin melihat jejak sejarah Rasulullah SAW, di masjid Al-Aqsa, dan melihat dari dekat tembok ratapan serta Gereja Makam Kristus," cetus Nadia

"Aamiin," ucap ayah dan ibunya kompak seraya memeluk Nadia

"Ayah sarankan, kesempatan kamu berkunjung ke Tanah Palestina sangat terbuka, jika setelah lulus SMA, kamu kuliah dan mengambil jurusan Hubungan Internasional, karena jurusan itulah, kamu nantinya mengikuti pertukaran mahasiswa antar negara dan kamu bisa memilih ke negara-negara Timur Tengah, terlebih ke tanah Palestina," kata sang ayahnya

"Aku akan terus menerus menyuarakan kemerdekaan untuk Palestina ayah!" ucap Nadia

"Dan' aku bercita-cita ingin menjadi seorang Diplomat, agar kelak aku dengan lantang menyuarakan tentang kemerdekaan Palestina melalui forum resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," tukas Nadia

"iya benar sekali Nah, jika kamu bercita-cita menjadi seorang Diplomat, maka kamu harus tetap rajin belajar dan kuliah di jurusan Hubungan Internasional, kelak cita-citamu terwujud, Aamiin," ucap Ayahnya

Menyimak percakapan sang Ayah, Nadia membulatkan tekad untuk tetap rajin belajar, demi meraih impiannya menjadi seorang Diplomat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, "semoga impianku dapat terwujud,Aamiin" batin Nadia.

CATATAN: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun