Karena kecintaannya terhadap sepak bola, hingga beliau termasuk satu-satunya akademisi di IAIN Ternate, yang kerap saya simak pada beranda Facebooknya, lebih intens menulis soal sepak bola, terlebih pada turnamen piala dunia Desember lalu di Qatar.
Cerita ini mirip dengan kisah mendiang Abdjan Jahja, karena mantan ketua STAIN Ternate itu, gemar menonton sepak bola, tapi lebih pada Premier League (Liga Inggris), dan tim kebanggaannya adalah Manchester United.
Bahkan, konon saat melangsungkan ceramah di masyarakat, akademisi asal Maba, Halmahera Timur, itu kerap menghidupkan suasana dengan cerita-cerita tentang keperkasaan Manchester United di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.
Biografi sang Profesor ini, selain menginspirasi, tentu menghadirkan banyak manfaat bagi saya, karena saat ini, saya konsentrasi mengedit sejumlah tulisan tentang kisah para tokoh IAIN Ternate.
Sebab, beberapa bulan lalu saya berkonsultasi dengan Abang/teman dosen Usman Nomay, dan beliau menyetujui agar saya harus menuntaskan kisah para tokoh IAIN Ternate.
Menurut beliau, setidaknya anak-anak muda, khususnya mahasiswa IAIN Ternate, jika berkunjung ke perpustakaan, mereka membaca dan mengetahui soal kiprah sosok-sosok penting, yang berjasa besar terhadap IAIN Ternate.
Selain kisah-kisah inspiratif yang ditulis sang Prof dalam buku biografinya, menurut saya, beliau adalah salah satu akademisi di IAIN Ternate, yang memanfaatkan media sosial untuk edukasi.
Sehingga, dari postingan pada media sosial, selalu bernilai ilmu pengetahuan. Tentunya, sangat bermanfaat bagi para pembaca.
Seperti, pada tahun 2022 lalu, ketika polemik soal ibadah idul adha, beliau menampilkan tulisan yang mencerahkan publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H