Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Book

Kisah Inspiratif dari Sang Guru

24 Maret 2023   09:05 Diperbarui: 24 Maret 2023   09:29 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Biografi Prof Dr M Djidin, guru besar ilmu Tafsir IAIN Ternate (Dok. pribadi)

Hari ini, Jum'at (24/3/2023) saya kembali membaca kisah perjalanan hidup mantan Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Ternate, Prof Dr M. Djidin, M.Ag. 

Buku ini beliau beri judul Seberkas Cahaya dari Kota Tinambung (Perjalanan hidup sang Doktor), walaupun jabatan akademik tertinggi beliau saat ini adalah Profesor.

Namun, penulisan buku ini rampung dan diterbitkan pada 2019 lalu, dan satu tahun kemudian barulah beliau menyandang gelar Guru Besar (Gubes).

Buku biografi ini terdiri dari 58 (lima puluh delapan) pembahasan, yang semuanya menceritakan tentang perjalanan hidup Sang Profesor.

Mulai dari menimba ilmu di Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hingga kuliah S-2 di Makassar, dan menuntaskan pendidikan S-3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu, beliau menceritakan tentang pengalaman melangsungkan penelitian di Mesir, lalu belajar bersama Prof M. Quraish Shihab, hingga belajar di Ummul Qura' University, Makkah.

Secara pribadi, saya merasa beruntung memiliki buku ini, karena kisah yang ditulis sang Profesor, sangat menginspirasi saya.

Buku ini, diberi secara gratis oleh beliau pada tahun lalu, seusai saya berkonsultasi proposal tesis. Sementara saya tertarik dan membeli salah satu karya fenomenalnya berjudul Kronologi Al-Qur'an.

Saat itu, beliau adalah pembimbing saya di pascasarjana IAIN Ternate. Beliau bersama mantan dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Dr Ansar Tohe, M.Fil.I.

Karena penelitian tentang kerukunan antarumat beragama di Kecamatan Jailolo Selatan, maka ketua Jurusan kami Dr Agus, M.PdI, bilang bahwa proposal tesis saya lebih tepat kalau beliau lah yang membimbing.

Karena beliau sudah ditetap sebagai dosen pembimbing, maka berkali-kali saya berkonsultasi dan meminta arahan, agar penulisan tesis saya disebut [sempurna]. Terlebih, suatu kebanggaan lantaran dibimbing oleh beliau.

Dan, alhamdulillah, walaupun proposal tesis pertama sempat ditolak, lantaran pembahasannya dianggap sangat "keras" yakni soal Jihad dan Radikalisme.

Namun, pada tesis yang kedua berkat bimbingan beliau dan pembimbing kedua Dr. Ansar Tohe, akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikan S-2 di IAIN Ternate.

Tentang buku Sang Prof, satu kisah yang ditulisnya, sangat menginspirasi, yakni soal beliau berhasrat belajar bahasa Arab, ketika bersekolah di PGAN 4 tahun di Tinambung.

Karena, itikad kuat belajar bahasa Arab, beliau bersama beberapa temannya bahkan berinisiatif mencari guru bahasa Arab seusai belajar di sekolah.

Giat belajar bahasa Arab, akhirnya membuat beliau sangat termotivasi mencintai pelajaran tafsir Al-Qur'an.

Dan, inilah menjadi modal berharga, saat beliau menempuh pendidikan pada jenjang S-3, dan melangsungkan penelitian di Mesir.

Dan, satu catatan menarik yang diceritakannya, saya menilai ada sedikit kemiripan dengan kisah mendiang Drs Abdjan Jahja, M. Ag (mantan ketua STAIN Ternate periode 2006-2010).

Catatan tersebut yakni menyukai sepak bola sejak usia sekolah, karena kecintaan terhadap sepak bola, maka sejak melanjutkan studi pada SPIAIN (sekarang level SMA).

Beliau akhirnya akrab dengan pelatih dan para pemain PSM Makassar seperti Anwar Ramang, Ronny Pattinasarani, Ahmad Jauhari dan lain-lain.

Kedekatan terhadap pelatih dan pemain PSM mulai terbentuk, kala beliau kerap berkunjung, dan menyaksikan kesebelasan PSM berlatih dan bertanding.

Karena kecintaannya terhadap sepak bola, hingga beliau termasuk satu-satunya akademisi di IAIN Ternate, yang kerap saya simak pada beranda Facebooknya, lebih intens menulis soal sepak bola, terlebih pada turnamen piala dunia Desember lalu di Qatar.

Cerita ini mirip dengan kisah mendiang Abdjan Jahja, karena mantan ketua STAIN Ternate itu, gemar menonton sepak bola, tapi lebih pada Premier League (Liga Inggris), dan tim kebanggaannya adalah Manchester United.

Bahkan, konon saat melangsungkan ceramah di masyarakat, akademisi asal Maba, Halmahera Timur, itu kerap menghidupkan suasana dengan cerita-cerita tentang keperkasaan Manchester United di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.

Biografi sang Profesor ini, selain menginspirasi, tentu menghadirkan banyak manfaat bagi saya, karena saat ini, saya konsentrasi mengedit sejumlah tulisan tentang kisah para tokoh IAIN Ternate.

Sebab, beberapa bulan lalu saya berkonsultasi dengan Abang/teman dosen Usman Nomay, dan beliau menyetujui agar saya harus menuntaskan kisah para tokoh IAIN Ternate.

Menurut beliau, setidaknya anak-anak muda, khususnya mahasiswa IAIN Ternate, jika berkunjung ke perpustakaan, mereka membaca dan mengetahui soal kiprah sosok-sosok penting, yang berjasa besar terhadap IAIN Ternate.

Selain kisah-kisah inspiratif yang ditulis sang Prof dalam buku biografinya, menurut saya, beliau adalah salah satu akademisi di IAIN Ternate, yang memanfaatkan media sosial untuk edukasi.

Sehingga, dari postingan pada media sosial, selalu bernilai ilmu pengetahuan. Tentunya, sangat bermanfaat bagi para pembaca.

Seperti, pada tahun 2022 lalu, ketika polemik soal ibadah idul adha, beliau menampilkan tulisan yang mencerahkan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun