Belakangan ini, beragam kasus rumah tangga yang menjurus pada perceraian, kerap disebut sebagai cerminan dari ketidakharmonisan antara suami istri. Walaupun alasan seperti ini, seringkali ditemui pada pasangan yang memilih mengakhiri hubungan rumah tangga. Namun, faktor pemicu terjadinya ketidakharmonisan itulah terkadang menimbulkan kebingungan bagi pihak keluarga dari kedua pasangan.
Padahal, menurut Islam, ketika berlangsungnya ijab kabul, ditandai dengan penyerahan tanggung jawab dari pihak orangtua calon istri kepada calon mempelai pria, untuk menjaga amanah tersebut.
Sehingga, diharapkan bahtera rumah tangga mereka dapat berlangsung dengan baik, tanpa terjadinya konflik, terlebih menjurus pada perceraian.
Walaupun konflik dalam rumah tangga dikatakan sulit dihindari, tapi setidaknya konflik suami-istri dapat dikatakan masih dalam tahap kewajaran, sebagai bagian dari dinamika kehidupan rumah tangga, yang tidak mengarah pada perceraian.
Mengutip Merdeka.com Minggu (12/8/2012) ada tujuh faktor yang disebut sebagai penyebab terjadinya perceraian, seperti: perbedaan prinsip, KDRT, perselingkuhan, kecanduan merokok atau obat terlarang, keuangan, komunikasi dan seks.
Dari ke 7 persoalan ini, memang sudah menjadi rahasia umum, lantaran dalam menjalani aktivitas rumah tangga, memang kerap diperhadapkan pada persoalan semacam ini.
Dari persoalan tersebut, jika ditelaah, maka menurut hemat penulis paling dominan dan kerap terjadi adalah soal KDRT, Keuangan, dan Perselingkuhan.
Sebab, soal perbedaan prinsip dalam rumah tangga, yang berujung pada saling menggugat di kantor pengadilan agama, dewasa ini memang minim terjadi, mengapa? Karena kasus semacam ini, jika melibatkan pihak keluarga dari kedua pasangan, maka dengan mudah diatasi. Sehingga, sulit jika dalam kasus perceraian faktor ini dianggap paling dominan.
Selanjutnya adalah kecanduan merokok dan obat terlarang, faktor ini pun diyakini tidaklah menonjol dalam perkara perceraian, lantaran aspek ini pun sama halnya dengan faktor perbedaan prinsip, sehingga ada faktor tertentu yang menjadi penyebab perceraian, yang dikemas dengan frame kecanduan merokok atau obat terlarang. Sementara terkait seks, faktor ini pun dianggap tidaklah dominan sebagai pemicu suami istri berpisah.
Walaupun, seks dianggap sebagai bumbu penyubur hubungan dalam rumah tangga, namun realitas membuktikan bahwa pasangan suami istri dalam kehidupan saat ini, lebih disibukan dengan permasalahan ekonomi, lantaran hidup di tengah himpitan lapangan kerja, dan semakin melambungnya harga sembilan bahan pokok.