Beliau pun menghampiri saya, sambil memunggungi gedung Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) dan mulai "curhat" dan ngersulo.
"Kuliah di pascasarjana memang tidak semudah di strata satu (S-1) dulu. Saya mulai pertimbangkan untuk berhenti kuliah, rasanya sulit bagi saya untuk meraih gelar magister, walaupun tujuan saya melanjutkan studi untuk merubah nasib, namun kondisi yang saya hadapi membuat saya berpikir untuk melangkah lebih jauh ke depan," keluhnya.
Mendengar keluhannya, saya hanya berguyon, kalau Pak Ramli stop kuliah, berarti ke depan kandidat Kepala Biro Administrasi Umum dan Administrasi Keuangan (AUAK) pasti berkurang, karena minimal mengikuti assesmen menduduki jabatan tersebut, harus bergelar S-2.
"Berarti Pak Ramli pasti tara (tidak) bisa iko (ikut)," kata saya sambil tergelak. Mengakhiri percakapan kami saya bilang apa pun yang terjadi harus tetap semangat, demi meraih gelar magister.
Sejak pertemuan itu, dan saya pun jarang bertemu dengan beliau, hingga pada April lalu mendengar informasi dari salah seorang teman bahwa beliau telah menyelesaikan studi S-2-nya, dan menunggu acara Yudisium Pascasarjana.
Dan bukan hanya menunggu digelarnya Yudisium dan wisuda, beliau pun telah mengajukan permohonan pindah ke Kabupaten Halmahera Selatan. sehingga menanti respon pimpinan IAIN Ternate.
Namun, soal beliau memendam keinginan bekerja di Halsel, tidak ada orang yang tahu, tapi mungkin salah satu alasannya adalah terkait masalah keluarga.
Sejak grafik penderita covid-19 menanjak pada bulan Juli lalu dan pemerintah mulai berlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga, saya pun jarang bertemu dengan beliau di kampus.
Hingga, pada Jumat (27/8/2021) terdengar kabar beliau telah dipanggil Yang Maha Kuasa. Tentu duka mendalam direguk istri dan anak-anaknya, karena sosok penyemangat mereka telah tiada.
Dan Kesedihan mendalam mereka rasakan, kala menanti hari bahagia beliau mengenakan toga wisuda, namun Allah SWT berkehendak lain, beliau pergi meninggalkan keluarga tercintanya. Memang sedih.
Sosok bersahaja, suka mengulas senyum ketika bertemu dan tak pernah berselisih paham antar sesama pegawai maupun dosen itu, telah dipanggil sang Khaliq. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosanya dan menempatkan beliau di Surga-Nya, selamat jalan, Pak Ram!.