Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obituari Ramli La Isi, SH, MH, Tukang Hitung Angka Kredit Dosen IAIN Ternate Itu Telah Pergi

29 Agustus 2021   01:09 Diperbarui: 29 Agustus 2021   01:14 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum Ramli La Isi | foto by. Hilman Idrus 

Saya mulai mengenal namanya semenjak resmi bekerja sebagai PNS di STAIN Ternate pada 2006 silam. Kala itu, pegawai administrasi pun belum terlalu banyak, sehingga dengan cepat kami saling mengenali satu sama lainnya. 

Sosok Ramli La isi yang saya kenal ketika itu, yakni berkepribadian introvert, giat bekerja dan tidak pernah terlihat dia melintangi pembicaraan teman-temannya; baik di dalam kantor maupun pada saat ngobrol lepas di halaman kampus..

Selain dikenal sebagai pribadi pendiam, namanya sangat familiar di kalangan dosen, lantaran salah satu tugas pokoknya di Subbag Kepegawaian yakni menghitung angka kredit dosen STAIN Ternate. 

Sehingga, kadang terdengar gurauan para dosen dengan menyebutnya "lelaki DUPAK". Kelakar seperti ini sering kami dengar, karena memang saat itu, hanya beliau lah satu-satunya pegawai di STAIN Ternate yang cukup memahami terkait Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Dosen.

Cara kerjanya juga seolah menduplikat kinerja mantan pimpinan unitnya Drs Sabtu Reniwuryaan yaitu: giat bekerja, berpikir taktis berdasarkan regulasi, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dan menjaga hubungan baik antar sesama pegawai. 

Hal ini diinternalisasi dalam dirinya dan mulai terlihat jelas kala dia dipercayakan menjadi Kepala Sub Bagian Kepegawaian IAIN Ternate. Jarang, dan hampir tidak pernah mendengar dia berselisih paham dengan staf nya hanya karena persolan kinerja. Inilah membuat dia berbeda dengan semua pimpinan unit di IAIN Ternate.

Karena menghitung angka kredit dosen merupakan salah satu tugas pokoknya di Subbag Kepegawaian, sehingga begitu dia dipindahkan menempati jabatan di Fakultas, dia pun masih sering membantu para dosen, ketika pengusulan kenaikan pangkat maupun jabatan fungsional. Sehingga, boleh disebut beliau lah trigger atas tahapan jenjang karier dosen di IAIN Ternate.

Mendapat amanah menjadi Kepala Sub Bagian pada Fakultas, memantik beliau ingin melanjutkan studi pascasarjana. Terlebih, di program pascasarjana IAIN Ternate ada program studi Hukum Keluarga (HK), membuat beliau bertekad meraih gelar magister. 

Walaupun, perjuangan meraih gelar S-2 melahirkan cerita pilu, namun beliau tak pernah pantang menyerah, inilah cerita yang beliau sampaikan kepada saya di dalam ruang baca Perpustakaan Pusat IAIN Ternate,  ketika saya membantu mencari sejumlah referensi untuk beliau menyelesaikan tugas makalahnya.

Syahdan, pada suatu siang yang cerah di medio Oktober 2020 lalu, dia melintasi di depan gedung perpustakaan dengan kecemasan jelas tergambar di wajahnya. Langkahnya mulai diperlambat, ketika melihat saya berada tepat di sisi kanan depan perpustakaan.

Beliau pun menghampiri saya, sambil memunggungi gedung Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) dan mulai "curhat" dan ngersulo.

"Kuliah di pascasarjana memang tidak semudah di strata satu (S-1) dulu. Saya mulai pertimbangkan untuk berhenti kuliah, rasanya sulit bagi saya untuk meraih gelar magister, walaupun tujuan saya melanjutkan studi untuk merubah nasib, namun kondisi yang saya hadapi membuat saya berpikir untuk melangkah lebih jauh ke depan," keluhnya.

Mendengar keluhannya, saya hanya berguyon, kalau Pak Ramli stop kuliah, berarti ke depan kandidat Kepala Biro Administrasi Umum dan Administrasi Keuangan (AUAK) pasti berkurang, karena minimal mengikuti assesmen menduduki jabatan tersebut, harus bergelar S-2. 

"Berarti Pak Ramli pasti tara (tidak) bisa iko (ikut)," kata saya sambil tergelak. Mengakhiri percakapan kami saya bilang apa pun yang terjadi harus tetap semangat, demi meraih gelar magister.

Sejak pertemuan itu, dan saya pun jarang bertemu dengan beliau, hingga pada April lalu mendengar informasi dari salah seorang teman bahwa beliau telah menyelesaikan studi S-2-nya, dan menunggu acara Yudisium Pascasarjana. 

Dan bukan hanya menunggu digelarnya Yudisium dan wisuda, beliau pun telah mengajukan permohonan pindah ke Kabupaten Halmahera Selatan. sehingga menanti respon pimpinan IAIN Ternate. 

Namun, soal beliau memendam keinginan bekerja di Halsel, tidak ada orang yang tahu, tapi mungkin salah satu alasannya adalah terkait masalah keluarga.

Sejak grafik penderita covid-19 menanjak pada bulan Juli lalu dan pemerintah mulai berlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga, saya pun jarang bertemu dengan beliau di kampus. 

Hingga, pada Jumat (27/8/2021) terdengar kabar beliau telah dipanggil Yang Maha Kuasa. Tentu duka mendalam direguk istri dan anak-anaknya, karena sosok penyemangat mereka telah tiada.

Dan Kesedihan mendalam mereka rasakan, kala menanti hari bahagia beliau mengenakan toga wisuda, namun Allah SWT berkehendak lain, beliau pergi meninggalkan keluarga tercintanya. Memang sedih. 

Sosok bersahaja, suka mengulas senyum ketika bertemu dan tak pernah berselisih paham antar sesama pegawai maupun dosen itu, telah dipanggil sang Khaliq. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosanya dan menempatkan beliau di Surga-Nya, selamat jalan, Pak Ram!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun