Seminggu istri saya menjalani pengobatan, dan ketika kami kembali pulang ke Ternate, hingga kini kami belum berkesempatan untuk menemui sang nenek, walaupun istri saya di bulan April lalu pernah ke Bacan dan menemuinya, namun tak berlangsung lama lantaran harus berkutat dengan pengurusan administrasi bapaknya di rumah sakit, kemudian kembali ke Ternate.
Tiga hari lalu, istri saya mendapat informasi bahwa sang nenek jatuh sakit, sehingga untuk memastikan informasi tersebut, dia menelpon kepada bapaknya, untuk menanyakan perihal kondisi kesehatan sang nenek, dan ternyata benar beliau terbaring sakit. Sudah seminggu.
Dan, pada Jumat (16/6/2021) sore tadi, di tengah suara pengajian yang terdengar sayup-sayup dari masjid, kami mendapat informasi tentang kematian sang nenek, pada pukul 17.59 WIT yang disampaikan adik ipar saya melalui telepon seluler, sambil sesunggukan dia bilang nenek telah dipanggil sang Khaliq.
Informasi ini memang menyentak kami, lantaran belum sempat membesuknya saat dia jatuh sakit, namun Allah telah memanggilnya. Memang Kehidupan di dunia, ada tiga hal yang tidak bisa diterka menggunakan akal manusia, yaitu rezeki, jodoh dan kematian.
Seperti Allah tegaskan pada QS. Al-Mulk: 2 "Allah lah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." Dan begitupun juga dalam QS. Al-Ankabuut ayat 57 Allah SWT tegaskan bahwa Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan."
Tentu, kami semua sangat menyayangi Nenek, namun Allah lebih sayang kepadanya dan memanggilnya. Hanya doa yang bisa kami panjatkan, semoga nenek mendapat tempat terbaik di sisi-Allah SWT. Nenek Habibah, memang berhati baik dan sangat menyayangi anak-anak, serta para cucu dan cicitnya. Kasih sayangnya tanpa membeda-bedakan.
Suatu kali ketika kami lebaran di desa Bibinoi, beliau mendatangi rumah mertua saya, dan ingin mendengar sang cicitnya bercerita tentang kota Tokyo, Jepang. Kebetulan saat itu anak saya mengikuti kegiatan Fundemic Tour selama 9 hari di Jepang pada tahun 2018.
Sehingga, beliau meminta untuk menceritakan tentang pengalaman selama berada di Jepang, sambil menceritakan tentang Jepang, putri saya lalu perlihatkan puluhan galeri di ponselnya, sehingga beliau tersenyum bangga, dan berkata "Alhamdulillah, padahal Nona (sapan akrab putri saya) sudah ke Jepang dan berfoto bersama orang-orang Jepang," katanya sambil memeluk putri saya.
Memang, semasa hidup nenek dikenal sangat suka bercerita; baik bersama cucunya maupun para cicitnya, justru itu mereka semua sangat akrab dengan beliau, dan hal ini pun saya rasakan ketika bersama beliau; baik ketika berada di rumah mertua, maupun saat beliau berkunjung ke rumah kami di Ternate.
Saya sering duduk dan mengajak beliau bercerita tentang pengalaman hidupnya, sebagai catatan inspirasi, untuk mengarungi kehidupan di zaman modern saat ini.
Bahkan, ada satu momen penting yang mungkin tidak bisa dilupakan yakni pada 2018, ketika istri saya memutuskan menjadi calon anggota DPRD Kabupaten Halmahera Selatan periode 2019-2024 pada daerah pemilihan III (Pulau Gane dan Pulau Joronga).