Tapi, kalau pada jam-jam tertentu, misalnya saat jalani perkuliahan atau pengurusan administrasi di fakultas, dan mengakses informasi di dalam perpustakaan, tidak dibenarkan menggunakan sandal jepit.
Saya teringat pada 2003 silam, ketika masih menjadi mahasiswa, salah seorang dosen menegur teman saya yang menggunakan sandal jepit saat berlangsungnya perkuliahan, kata dosen, mahasiswa harus membedakan etika berpakaian pada kampus dan pasar, si dosen berkata demikian lantaran mendapati teman saya memakai sandal jepit.
Nah, setelah mendapat teguran, proses perkuliahan selanjutnya, teman saya tersebut tidak lagi menggunakan sandal jepit hingga resmi menjadi sarjana.
Pada setiap kesempatan, saya pun sering menegur mahasiswa yang memakai sandal jepit. Bukan karena membenci mereka menggunakan sandal jepit di kampus; saat terlibat mengurus administrasi di fakultas maupun di perpustakaan. Tapi, karena terkait aturan yang telah ditetapkan pada kampus.
Bahkan, ketika mendapati berkunjung di perpustakaan dengan menggunakan sandal jepit, saya sering sampaikan kepada mereka agar pada hari selanjutnya tidak lagi memakai sendal jepit. Dan, memang mereka pahami. Sehingga, pada hari berikutnya, tidak lagi mendapati mereka menggunakan sandal jepit.
Di perpustakaan pusat IAIN Ternate, selain aturan berpakaian yang selalu menjadi perhatian, tentu ada aturan lainnya yang diterapkan; seperti mahasiswa yang hendak masuk membaca buku pada ruang baca, harus meletakan tas pada loker-loker yang telah disediakan.
Namun, pemandangan berbeda tersaji pada Rabu (10/3/2021) siang tadi, salah seorang mahasiswa tiba-tiba nyelonong masuk ke perpustakaan, begitu dia ditegur oleh staf perpustakaan yang bertugas di bagian sirkulasi, dengan meminta meletakan tasnya pada loker.
Si mahasiswa tersebut lantas balik menatap petugas sirkulasi dan berujar "itu yang di dalam juga membawa masuk tas," katanya sambil menunjuk pada tas selempang saya yang diletakkan di atas meja komputer .
Mungkin si mahasiswa tersebut baru pertama kali berkunjung ke perpustakaan, sehingga dia tidak mengenal saya. Walaupun begitu, terasa ganjil sebab mahasiswa tersebut, kelihatannya sudah berada pada semester empat, mungkin saja enam. Maka, dia selalu berkunjung di perpustakaan, sehingga aturan-aturan di perpustakaan pun pasti dia sudah pahami.
Karena, tidak menghiraukan teguran dari petugas sirkulasi, maka dia pun terobos masuk pada ruang referensi. Di ruang ini, khusus di panjang buku-buku, maupun kitab gundul dan referensi lainnya yang tidak diwajibkan dipinjam mahasiswa untuk dibawa pulang ke rumah.
Begitu dia melangkah masuk, dan saya pun sudah mendengar teguran yang disampaikan teman saya di bagian sirkulasi, maka respon saya pun sama -- menegurnya, alhasil dia pun berkata "kamu juga membawa masuk tas di dalam ruangan," katanya.