Sabtu, (13/4/2019) Pagi, matahari di arah Timur Pulau Bacan terlihat perlahan-lahan naik dan memancarkan cahaya. Jalan utama Desa Bibinoi Kecamatan Bacan Timur Tengah mulai  ramai, anak-anak kompak mengatur langkah menuju Sekolah, sementara ibu-ibu berjalan sambil menggendong Saloi menuju ke kebun. (Saloi merupakan keranjang/bakul, ransel unik khas petani Maluku Utara).Â
Pagi itu, istri saya menyiapkan makanan ringan (snack) dan saya pun juga mengecek memori card dan baterai kamera, lalu memanaskan mesin motor di depan rumah mertua_ yang berdekatan dengan jalan raya Bibinoi-Babang _ untuk bersiap-siap menuju ke tempat wisata air terjun Giwe Marahai Bibinoi.
Biasanya setiap mengunjungi tempat wisata selalu bersama anak kami Nurrizqiyah, hanya saja kali ini dia tidak bisa hadir, lantaran harus menetap di Ternate karena mengikuti acara wisuda santri TPQ se-Kota Ternate. Sementara saya ke Bacan menemani istri menyiapkan sejumlah administrasi, guna persiapan kampanye Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Halmahera Selatan periode 2019-2024.
"Ibu Caleg mau kemana" Teriak salah seorang warga saat melihat kami melintasi jalan raya menuju ke tempat wisata, "mau ke air terjun" sahut istri saya, sepanjang perjalanan istri saya harus menyapa dan melemparkan senyum pada warga yang berada di depan rumah, maupun di bahu jalan sehingga saya pun merespon dengan memperlambat laju kendaraan.
Bukan lantaran menjadi caleg lalu mendadak ramah terhadap warga, tapi memang karakter asli istri saya ya seperti itu, suka tegur sapa dengan orang jika bertemu entah keluarga dan teman-temannya  di jalan raya, pasar maupun di rumah.Â
Tak lama kemudian, kami tiba di Jalan menuju ke lokasi wisata, jalan itu baru di sirtu oleh salah satu perusahaan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Halmahera Selatan 2019, namun jalan yang disirtu dan diaspal  hanya berkisar 200 meter. Posisi jalan menuju tempat wisata agak  berdekatan dengan  pondok pesantren, milik salah satu Yayasan di Halmahera Selatan. Di jalan inilah kami harus menempuh perjalanan sekira 15 hingga 20 menit, untuk tiba di lokasi wisata alam air terjun Giwe Marahai.Â
Dari jalan utama menuju ke lokasi wisata harus ditempuh kurang lebih 3 kilometer, sebelumnya akses menuju wisata air terjun Giwe Marahai, tidak bisa menggunakan sepeda motor. Sebab, kondisi jalan rusak parah, sehingga warga yang memanfaatkan waktu liburan dan berkunjung ke lokasi wisata, harus tempuh dengan trakking melewati kebun-kebun  kelapa, dan pala.Â
Perjalanan menuju lokasi wisata alam air terjun Giwe Marahai, harus melewati tiga sungai, dengan  air yang jernih setinggi betis orang dewasa. namun, pada musim penghujan air di tiga sungai itu sangat deras, membuat warga harus ekstra hati-hati jika harus menerobos. Hanya saja, saat itu cuaca memang terlihat sangat bersahabat sehingga kami pun melewati tiga sungai tersebut tanpa hambatan.Â
Menurut sejumlah warga, yang kami temui di sepanjang perjalanan menuju ke lokasi wisata, mereka menceritakan pada awalnya sebelum air terjun Giwe Marahai belum ramai dikunjungi oleh wisatawan. Di lokasi dekat wisata air terjun sering terlihat berbagai macam satwa liar seperti Rusa (Cerveis Timorensis), Burung Kaka Tua Putih (Cacatua alba), Burung Nuri (Eos rubra), Babi hutan (Susserofa), Kera Bacan (Macaca nigra), dan Burung Bangau putih (Mycteria cinerea).Â
Hanya saja, saat ini aktivitas warga terlihat ramai, sehingga satwa liar tersebut jarang terlihat. Namun, sepanjang perjalanan saya dan istri menuju lokasi wisata, hanya melihat puluhan burung Bangau bersama beberapa ekor sapi di kebun kelapa milik warga.
Informasi yang didapatkan dari sejumlah warga, bahwa pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan bakal membangun jembatan di tiga sungai tersebut, guna mempermudah akses warga yang hendak ke kebun maupun para wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata alam air terjun Giwe Marahai Bibinoi. Namun, hingga berakhirnya tahun 2019, belum terlihat ada tanda-tanda pembangunan, mungkin diprioritaskan pada tahun-tahun mendatang.Â
Di dekat areal air terjun Giwe Marahai Bibinoi, terlihat bak penampung air milik PDAM, lengkap dengan pipa air berurukuran besar, yang menyedot air terjun dan mengaliri ke rumah warga. Menurut Ansar Ditty Ketua pengelola tempat wisata air terjun Giwe Marahai, bahwa Dinas Kesehatan telah menguji sample air terjun dan dinyatakan layak konsumsi. Sebab, air terjun Giwe Marahai memang sangat jernih dan  tidak tercemari. Karena di Desa Bibinoi, maupun beberapa desa di Kecamatan Bacan Timur Tengah, tidak ada perusahaan tambang, sehingga air terjun Giwe Marahai Bibinoi memang layak dikonsumsi.Â
Di areal air terjun Giwe Marahai Bibinoi, ada sebuah Musholla berukuran kecil yang dapat menampung sekira 30 jemaah, dan di dekat Musholla tersebut, ada WC umum yang diperuntukkan bagi para wisatawan. Menurut salah satu  pengelola air terjun Giwe Marahai, pembuatan fasilitas pendukung terus diupayakan, untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung, seperti Gazebo dan tempat bermain bagi anak-anak serta tempat parkiran kendaraan roda dua dan empat. Sementara itu, di dekat air terjun yang pertama tampak ada pembangunan Gapura, tepatnya di dekat lokasi parkiran, diperkirakan akhir tahun 2019 rampung.Â
Ada dua air terjun di lokasi wisata, pihak pengelola menyebutnya air terjun pertama dan kedua, ketinggian air terjun pertama dan kedua sama yakni berberkisar 15 meter. Sementara jarak antara kedua air terjun tersebut sekira 30 meter. Berada pada lokasi wisata alam air terjun Giwe Marahai dapat menghilangkan stress, sebab dapatkan kesegaran serta pesonanya memukau, serta menghadirkan kedamaian dalam hati.
Air yang begitu jernih, yang turun dari atas ke bawah aliran sungai, membuat saya bersama istri ingin berlama-lama menikmati kesegaran air terjun yang menyehatkan itu. Sebab, kondisi seperti ini jarang ditemukan di tempat-tempat wisata lainnya di Maluku Utara, karena beberapa daerah di Maluku Utara  yang pernah saya kunjungi untuk memotret Landscape, tidak menemui seperti di air terjun Giwe Marahai Bibinoi.Â
Jika ditelusuri hingga ke hulu, kita mengetahui kalau dua air terjun Giwe Marahai Bibinoi, berasal dari sebuah mata air yang sama, setelah jatuh dari dinding yang tinggi, kedua air tersebut kembali menyatu untuk mengalir ke hilir melewati sebuah Sungai, yang diberi nama oleh masyarakat Bibinoi yakni Sungai Gofto, yang berada tepat di dekat Pondok Pesantren Al Khairat Bibinoi. Air di Sungai Gofto ini kemudian mengalir ke pantai dan menyatu dengan air laut.Â
Berada di lokasi air terjun Giwe Marahai Bibinoi memang mengasikkan, pasalnya suasana tampak berbeda dengan tempat-tempat wisata pada umumnya di wilayah Halmahera Selatan. Berkunjung ke lokasi ini bila kita tidak membawa Kamera, maka bisa memanfaatkan telepon genggam jenis android, untuk mengabadikan sejumlah momen penting yang tersaji di areal air terjun, terlebih hasil bidikan kita bisa dishare di media sosial, untuk mengabari dan mengajak teman maupun keluarga, untuk berkunjung di wisata alam air terjun Giwe Marahai, untuk menyaksikan pesona  dan merasakan sensasi berenang di air terjun Giwe Marahai Bibinoi.Â
Air terjun ini, awalnya dikenal dengan air terjun Bibinoi, karena letaknya di Desa Bibinoi Kecamatan Bacan Timur Tengah, Halmahera Selatan. Namun, belakangan lebih familiar dengan nama air terjun Giwe Marahai, konon pada awalnya pemilik lahan melihat air ini dan menyebutnya air terjun Giwe Marahai, yang dalam bahasa Tobelo artinya sangat indah, sehingga anak dan cucu pemilik lahan mengenal dengan nama Giwe Marahai.Â
Jika berkunjung di Lokasi air terjun Giwe Marahai Bibinoi, bagi warga di pusat kota Labuha, maka membutuhkan perjalanan sekira 1 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sementara itu, kalau dari pelabuhan kapal di Desa Babang Kecamatan Bacan Timur, hanya menempuh perjalanan sekira 40 menit untuk tiba di Desa Bibinoi.Â
Air terjun Giwe Marahai, Bibinoi merupakan salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara dengan pengunjung sudah mencapai angka ribuan. Dan berbeda dengan sejumlah tempat wisata lainnya yang ada di Pulau Bacan, Obi, dan Makean. Mengunjungi wisata alam air terjun Giwe Marahai, biayanya sangat murah, sebab pengelola hanya memungut ritribusi parkir, bagi kendaraan roda dua dikenakan Rp. 2000,- sementara kendaraan roda empat Rp. 5.000,-.
Jadi, Ayo ajak keluarga, sahabat berkunjung dan nikmati pesona wisata alam air terjun Giwe Marahai Desa Bibinoi Kecamatan Bacan Timur Tengah Kabupaten Halmahera Selatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H