Mohon tunggu...
Hilman Firdaus
Hilman Firdaus Mohon Tunggu... -

aku tidak berhenti menciptakan diri [jean-paul sartre]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Hilang di Senja Hari

21 Februari 2011   15:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cahaya menyeruak
Mata terpejam
Bulan dan bintang yang indah
tak sampai dalam genggamku

Jemariku melihat keindahan
Hanya sejengkal
Tak seterang rembulan
di dasar danau

Bayangan berlari
Sejauh cahaya menggapainya
Bayangan itu, cahaya itu
Yang satu diciptakan oleh yang lain

Sentuh aku, bayangan
Peluk aku dengan lembut
Bawa aku menari
Iringi langkah kecilmu

Langkah kecil menuju keindahan
Hanya sejengkal:
Mataku menangkapmu
Tapi kau adalah aku dalam bentuk yang lain

Karena kau adalah cermin:
Mengirim cahaya padaku
Dekatkan rembulan pada jemariku
Kenalkan aku akan keindahanku

Berikan aku cahaya itu
Agar malam tak lagi menakutiku
Sepi tak lagi menghantuiku
dan bayangan tetap memelukku

Berdua saja aku dan kau
Dilumuri cahaya
Tenggelam di tengah danau
Menuju rembulan
[ ]
Merekah
Alam sedang tersenyum
Cerah di kaki langit
Malam mengalah pada fajar

Kupu-kupu menari
Burung-burung bernyanyi
Para unggas berceloteh
Mata menyambut cahaya

Mengayun, mengalun
Kaki ini ingin berlari
Ada kau di sana menanti
Berdiri menantang pagi

Kau gandeng tanganku
Kau tersenyum padaku

Darah berdesir sepanjang nadi
Mendesak jantung
meledak, menghambur:
Aku adalah kepingan yang kau susun ulang

Karena tangan mungilmu suci:
Mengalirkan hangat mentari
Meluapkan harapan
merekatkan kepingan yang retak

Aku terlahir kembali
seperti fajar menyongsong hari

Setiap hari adalah baru
Cinta yang sama menjadi bentuk yang lebih tinggi:
Kau naik menjadi bidadari
Anugerahkan cinta yang kurindukan
[ ]
Memudar
Sisa nyala siang ini
Awan memecah diri
Memberi jalan pengelana

Angin lebih bebas
Kabarkan cinta yang terluka
Temani mata yang lelah
Antarkan jejak dari peraduan

Senja menghampiri
Kawanan buru lekas pergi
Ombak menenangkan diri
Hormati cinta yang tersakiti

Jemariku rontok
Terrhempas bersamamu
Terlepas dari genggamku
Terbuang dalam sesalku

Jangkrik berderik
Nyanyikan lagu itu:
Cinta hilang di senja hari
Enggan temani si lemah diri
[ ]
Cahaya melesat pergi
Mataku terbuka:
Tidak ada apa-apa
Tidak ada diriku di sana

Kakiku tak bisa melihat
Tercebur di kubangan lumpur
Dihinggapi ketakutan
Tersesat dalam gelap

Lentera telah pergi
Tak mampu kujangkau
Enggan pula kuberlari:
Mungkin dia lelah menemani

Tinggal aku sendiri
Menatap yang tak terlihat
Memeluk kehampaan
Menjadi budak kegelapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun