Namun, karena produk dan layanan Servotech ada pada jenis barang dan jasa yang terus diperlukan secara kontinyu, maka posisi bisnis Servotech yang sudah berusia 12 tahun ini masih aman.
Nurul juga sepakat dengan Kemas bahwa iklim industri SCM hulu migas nasional makin membaik. Salah satu indikatornya dengan banyaknya proyek yang Servotech pegang dan persaingan makin sehat. Teknologi baru juga makin cepat masuk dan bisa diakses secara bebas. Kondisi seperti ini membuat pelaku usaha seperti Servotech harus cepat beradaptasi.
Meski 2015 adalah tahun pertama Servotech ikut mendirikan booth di Indonesia SCM Summit, Nurul melihat event ini sangat strategis bagi usahanya. Bukan saja ia bisa memperkenalkan produknya ke kalangan pelaku industri SCM hulu migas nasional, tapi juga memantau kompetitornya.
"Di SCM Summit ini kami membuktikan bahwa kami sangat siap di pasar global," tegasnya.
[caption id="attachment_410271" align="aligncenter" width="700" caption="Booth Servotech Indonesia di ruang eksibisi Indonesia SCM Summit 2015. Siap masuk ke pasar global. (dokpri)"]
Ridzki Simanjuntak, Kepala Subdinas Penerapan dan Pengawasan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) SKK Migas, mengatakan iklim industri hulu migas nasional tidak terlalu ditentukan oleh rezim. Ia yakin bahwa setiap masa pemerintahan selalu ingin mewujudkan iklim industri yang baik. Pemerintah juga makin baik dalam menciptakan harmonisasi di hulu migas, baik dari aspek regulasi, persaingan, birokrasi maupun iklimnya.
"Kita terus meninjau harmonisasi regulasi kita terhadap local content (kandungan lokal). Karena itu harmonisasi ini menjadi topik penting dalam pembahasan SCM Summit tahun ini. Apakah regulasi kita selama ini sudah selaras atau tidak. Lewat acara ini kita hendak mendapatkan feedback," ujar Ridzki.
Pada SCM Summit pertama tahun lalu, kata Ridzki, SKK Migas berupaya membedah berapa besar dampak SCM hulu migas pada pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun ini, SCM Summit membedah harmonisasi regulasi.
Apakah kira-kira pemerintahan Jokowi bisa membuat perbedaan?
"Mudah-mudahan. Ini bukan persoalan rezim siapa. Kita bicara soal Indonesia dan terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Tapi langkah pertamanya harus ada keinginan dulu, dan ini yang kita bangun bersama-sama," pungkas Ridzki. [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H