b. Penyucian diriÂ
Maksud dari penyucian diri ini adalah suatu upaya untuk menghilangkan atau melenyapkan segala yang kotor dan najis yang terdapat dalam diri seseorang secara psikologis dan rohaniyah. Objek yang disucikan adalah bekasan pengingkaran dan kedurhakaan yang melekat pada jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik, sehingga "cahaya ke-Tuhan-an" tidak dapat memancarkan sinarnya atau cahaya itu kembali kehadirat Allah SWT, karena tempat-tempat ia berlabuh telah penuh sesak dengan noda-noda hitam, beraroma tidak sedap dan sangat kotor. kotoran dan najis inilah yang membuat eksistensi fitrah seorang manusia terbelenggu didalamnya. Sehingga jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik menjadi sakit dan tidak dapat menjalankan fungsi-fungsi fitrahnya yang hakiki.Â
c. Pengajaran al-Qur'an dan al-HikmahÂ
Al-Qur'an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, melalui malaikat Jibril AS, dari Luhul Mahfuzh, ke Baitul 'Izzah lalu ke bumi. Al-Qur'an sumber dan pedoman bagi manusia untuk membangun kehidupan yang hidup di permukaan bumi dan langit, di dunia hingga akhirat. Sedangkan Al-Hikmah ialah suatu ilmu yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang terdapat pada yang wujud (yang ada). Ibnu Abbas RA telah menafsirkan al-Hikmah dalam Al-Qur'an dengan pengajaran tentang halal dan haram.
Tahapan Psikoterapi IslamÂ
Menurut Rahman (2012), dalam ilmu tasawuf tahapan dalam pelaksanaan psikoterapi islam dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Takhalli (pembersihan diri)Â
Tahap takhalli merupakan pembersihan diri atau pengosongan diri dari permasalahan, dosa-dosa ataupun menghilangkan energy-energi negatif atau penyembuhan penyakit yang dialami penderita dengan Taubatan Nasuha (sungguh-sungguh taubat dan berjanji tidak mengulangi lagi). Dalam fase takhalli merupakan fase pensucian mental, jiwa, akal pikiran, qalbu, dan moral (akhlak) dengan mengamalkan sifat-sifat yang mulia dan terpuji berdasarkan ajaran Islam.
b. Tahap Tahalli (pengisian diri)Â
Setelah melakukan ikrar dan janji setia pada Allah SWT, dalam proses tahapan tahalli yang dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak jelek. Selanjutnya mengisinya dengan melakukan ibadah-ibadah yang dilakukannya secara disiplin, konsisten, kontinyu dan sabar. Seperti tindakan-tindakan pembersihan diri, pikiran, hati, jiwa dan jasad dengan ketaatan-ketaatan beribadah secara spesifik dan filosofis lahiriyah maupun batiniyah. Tahap tahalli bisa juga berbentuk psikoterapi kelompok atau munajat dipimpin oleh seorang imam atau terapis. Munajat adalah dzikir, sholawat dan do'a bersama yang dilakukan khusus untuk menghadirkan rasa keberadaan Allah SWT.
c. Tahap Tajalli (Kelahiran baru)Â