Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

Saya baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Ibn Khaldun Bogor jurusan Pendidikan Masyarakat. Saya tertarik pada bidang pelayanan, project manajemen, writing dan marketing. Pengalaman kerja terakhir saya sebagai Customer Support Intern di PT. Cloud Hosting Indonesia selama 1 tahun, dan sebagai Marketing Research Intern di GPS United Insurance selama 5 bulan. Ketertarikan saya terhadap bidang penulisan juga telah mengantarkan saya untuk bisa menjadi seorang copywriter di Kompasiana yang menerbitkan artikel, puisi, cerpen, maupun fakta-fakta menarik seperti tips dan trik selama masa perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dejavu: Mimpi yang Sering Kali Menjadi Kenyataan

1 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   09:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Dejavu dalam Ilmu Pengetahuan

Para ilmuwan telah mengemukakan berbagai teori untuk menjelaskan fenomena dejavu. Salah satu teori yang paling umum adalah bahwa dejavu terjadi karena gangguan dalam proses memori otak. Dalam hal ini, otak kita mungkin mengalami kesalahan dalam memproses informasi baru sehingga membuat kita merasa seperti sudah pernah mengalami kejadian tersebut sebelumnya. 

Misalnya, jika kamu melihat sesuatu yang mirip dengan sesuatu yang pernah kamu lihat sebelumnya, tetapi tidak persis sama, otakmu mungkin menganggapnya sebagai pengalaman yang sudah dikenal. Ada juga teori yang menyebutkan bahwa dejavu bisa muncul akibat ketegangan atau stres, yang dapat memengaruhi bagaimana kita merasakan dan mengingat waktu dan pengalaman.

5. Kaitan Dejavu dengan Kepercayaan dan Spiritualitas

Di luar penjelasan ilmiah, berbagai budaya dan kepercayaan spiritual sering kali memiliki pandangan unik tentang dejavu. Beberapa orang percaya bahwa dejavu adalah tanda atau petunjuk dari alam semesta atau kekuatan yang lebih tinggi. Dalam pandangan ini, dejavu bisa dianggap sebagai sinyal bahwa kamu sedang berada di jalur yang benar atau sebaliknya, sebagai peringatan untuk berhati-hati. Misalnya, dalam beberapa tradisi spiritual, dejavu mungkin dianggap sebagai bentuk komunikasi dari dunia gaib atau sebagai tanda bahwa seseorang sedang mengalami proses spiritual atau pertumbuhan pribadi.

Daftar Pustaka

- Brown, D. J. (2018). The Psychology of Dj Vu. Journal of Cognitive Neuroscience.
- Cardena, E., & Terhune, D. B. (2014). The Parapsychological Imagination: Cognitive and Neuroscientific Perspectives. Journal of Parapsychology.
- Muthusamy, S. (2016). Neuropsychological Aspects of Dj Vu Experiences. Neuropsychologia, 85, 100-109.

Dejavu adalah fenomena yang memikat dan penuh misteri. Meskipun kita belum sepenuhnya memahami bagaimana dan mengapa dejavu terjadi, pengetahuan yang ada saat ini membantu kita untuk lebih menghargai kompleksitas otak dan proses psikologis kita. Jadi, lain kali kamu mengalami dejavu, ingatlah bahwa itu mungkin hanya salah satu cara otak kita berinteraksi dengan ingatan dan pengalaman baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun