Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dejavu: Mimpi yang Sering Kali Menjadi Kenyataan

1 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   09:44 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dejavu: Mimpi yang Sering Kali Menjadi Kenyataan


Pernahkah kamu mengalami momen di mana kamu merasa sudah pernah berada di tempat yang sama atau melakukan aktivitas yang sama sebelumnya, meskipun sebenarnya itu adalah pengalaman baru bagimu? Fenomena ini dikenal dengan istilah "dejavu", yang berasal dari bahasa Prancis dan berarti "sudah terlihat". Dejavu sering kali membuat kita bertanya-tanya: apakah mungkin mimpi kita menjadi kenyataan? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai dejavu dan hubungan misteriusnya dengan mimpi.

1. Apa Itu Dejavu?

Dejavu adalah pengalaman aneh ketika kamu merasakan sensasi bahwa situasi atau peristiwa yang sedang kamu alami sudah pernah terjadi sebelumnya. Perasaan ini biasanya datang tiba-tiba dan sangat kuat, sering kali disertai dengan rasa kebingungan atau keterkejutan. 

Misalnya, bayangkan kamu berada di sebuah kafe yang baru kamu kunjungi, tetapi seolah-olah kamu sudah pernah berada di sana sebelumnya, bahkan mengingat setiap detail dengan sangat jelas. Ini adalah contoh dejavu. Fenomena ini bisa berlangsung hanya beberapa detik, tetapi intensitas perasaannya sering kali membuat kamu merasa seperti sedang berada dalam mimpi.

2. Hubungan Antara Dejavu dan Mimpi

Salah satu teori menarik tentang dejavu adalah bahwa mimpi kita mungkin berperan dalam pengalaman dejavu. Beberapa orang percaya bahwa mimpi kita dapat berfungsi sebagai prediksi atau simulasi dari situasi yang akan datang. Jadi, ketika kamu mengalami dejavu, bisa jadi itu adalah saat di mana peristiwa nyata yang sedang kamu alami cocok dengan apa yang pernah kamu impikan. 

Misalnya, jika kamu pernah memimpikan situasi di mana kamu bertemu dengan seseorang di sebuah tempat tertentu, dan kemudian situasi yang sama terjadi dalam kehidupan nyata, perasaan dejavu mungkin muncul. Ini menjelaskan mengapa terkadang kita merasa seperti sudah pernah mengalami sesuatu sebelumnya, karena mimpi kita secara tidak langsung telah memberikan gambaran tentang hal tersebut.

3. Pendapat Ahli tentang Dejavu

Menurut Dr. David J. Brown, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam mempelajari fenomena dejavu, "Dejavu mungkin terjadi karena adanya kesalahan dalam sistem memori otak kita. Kadang-kadang, kita mungkin mengalami perasaan familiar saat mengalami sesuatu yang sebenarnya baru, karena otak kita secara tidak sadar mengaitkannya dengan ingatan lama." (Brown, 2018). 

Penjelasan ini menunjukkan bahwa dejavu mungkin adalah hasil dari bagaimana otak kita memproses dan menyimpan informasi. Ketika otak kita mengalami kesalahan dalam mengaitkan pengalaman baru dengan memori lama, kita mungkin merasakan perasaan familiar yang intens, meskipun situasi tersebut benar-benar baru bagi kita.

4. Dejavu dalam Ilmu Pengetahuan

Para ilmuwan telah mengemukakan berbagai teori untuk menjelaskan fenomena dejavu. Salah satu teori yang paling umum adalah bahwa dejavu terjadi karena gangguan dalam proses memori otak. Dalam hal ini, otak kita mungkin mengalami kesalahan dalam memproses informasi baru sehingga membuat kita merasa seperti sudah pernah mengalami kejadian tersebut sebelumnya. 

Misalnya, jika kamu melihat sesuatu yang mirip dengan sesuatu yang pernah kamu lihat sebelumnya, tetapi tidak persis sama, otakmu mungkin menganggapnya sebagai pengalaman yang sudah dikenal. Ada juga teori yang menyebutkan bahwa dejavu bisa muncul akibat ketegangan atau stres, yang dapat memengaruhi bagaimana kita merasakan dan mengingat waktu dan pengalaman.

5. Kaitan Dejavu dengan Kepercayaan dan Spiritualitas

Di luar penjelasan ilmiah, berbagai budaya dan kepercayaan spiritual sering kali memiliki pandangan unik tentang dejavu. Beberapa orang percaya bahwa dejavu adalah tanda atau petunjuk dari alam semesta atau kekuatan yang lebih tinggi. Dalam pandangan ini, dejavu bisa dianggap sebagai sinyal bahwa kamu sedang berada di jalur yang benar atau sebaliknya, sebagai peringatan untuk berhati-hati. Misalnya, dalam beberapa tradisi spiritual, dejavu mungkin dianggap sebagai bentuk komunikasi dari dunia gaib atau sebagai tanda bahwa seseorang sedang mengalami proses spiritual atau pertumbuhan pribadi.

Daftar Pustaka

- Brown, D. J. (2018). The Psychology of Dj Vu. Journal of Cognitive Neuroscience.
- Cardena, E., & Terhune, D. B. (2014). The Parapsychological Imagination: Cognitive and Neuroscientific Perspectives. Journal of Parapsychology.
- Muthusamy, S. (2016). Neuropsychological Aspects of Dj Vu Experiences. Neuropsychologia, 85, 100-109.

Dejavu adalah fenomena yang memikat dan penuh misteri. Meskipun kita belum sepenuhnya memahami bagaimana dan mengapa dejavu terjadi, pengetahuan yang ada saat ini membantu kita untuk lebih menghargai kompleksitas otak dan proses psikologis kita. Jadi, lain kali kamu mengalami dejavu, ingatlah bahwa itu mungkin hanya salah satu cara otak kita berinteraksi dengan ingatan dan pengalaman baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun