Mohon tunggu...
Hilel Hodawya
Hilel Hodawya Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Penulis newbie yang sehari-harinya sibuk kerja kantoran di Jakarta. Punya cita-cita bisa pensiun dini sambil menikmati royalti dari buku-buku yang berhasil diterbitkan. Kalau lagi enggak kerja, hobinya nonton apa aja dan bikin ulasan buku di Instagram @hileahreads

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Integrasi Sistem Pembayaran Lintas Batas di ASEAN, Apa Dampaknya?

17 Juni 2023   18:13 Diperbarui: 17 Juni 2023   18:24 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konektivitas sistem pembayaran ASEAN bisa memberikan peluang baru bagi UMKM agar bisa bersaing dengan bisnis di negara-negara lainnya di ASEAN. Akan tetapi, harus diakui bahwa produk Indonesia saat ini belum cukup kompetitif apabila dibandingkan dengan produk dari Malaysia, Thailand, Filipina, maupun Singapura. 

Oleh sebab itu, dengan adanya potensi persaingan yang lebih luas, maka pelaku bisnis di Indonesia juga harus bekerja lebih keras agar bisa memenangkan persaingan tersebut. Jika tidak, maka penerapan integrasi sistem ini malah berisiko menutup kesempatan UMKM untuk berkembang.

2. Literasi digital Indonesia masih rendah

Sistem QRIS cross-border sangat bergantung pada teknologi digital. Sayangnya, belum semua masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang sama mengenai penggunaan aplikasi pembayaran online. 

Menurut survei Status Literasi Digital Indonesia 2022 yang dilakukan Kementerian Kominfo dengan Katadata Insight Center (KIC), tingkat literasi digital di Indonesia pada tahun 2022 adalah 3,54 poin. Angka tersebut naik 0,05 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun masih berada pada kategori sedang. 

Agar penggunaan QRIS cross-border bisa sukses, diperlukan keterampilan dalam menggunakan sistem keuangan online. Keterampilan ini lebih banyak dikuasai oleh generasi muda, namun belum banyak dipahami oleh generasi yang lebih atas, seperti generasi boomer. 

Padahal, dari semua generasi yang ada di Indonesia saat ini, generasi boomer-lah yang paling mendominasi dari segi kepemilikan dana. Apabila masih banyak boomer yang enggan menggunakan pembayaran online seperti QRIS, maka keberhasilan integrasi RPC ini juga akan terhambat. 

Secara garis besar, kerja sama antara Bank Indonesia dengan bank sentral di beberapa negara lain di ASEAN punya potensi positif untuk mengubah kondisi ekonomi negara. Namun, agar skema ini bisa berjalan dengan sukses, tetap diperlukan persiapan dan usaha besar, baik dari sisi konsumen maupun pelaku bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun