Secara keseluruhan, demokrasi Indonesia sudah berjalan dengan baik dalam banyak aspek, tetapi kita masih memiliki pekerjaan rumah yang besar. Demokrasi bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal bagaimana seluruh sistem bisa berjalan dengan adil, transparan, dan inklusif. Oleh karena itu, semua pihak pemerintah, masyarakat, dan lembaga independent harus saling bekerja sama untuk menjaga agar demokrasi kita bisa terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat.
Ada beberapa hal lagi yang menurut saya perlu diperhatikan dalam demokrasi Indonesia.
Salah satunya adalah kualitas pendidikan politik. Demokrasi yang sehat tidak hanya mengandalkan sistem pemilu yang adil, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat. Saya merasa banyak warga negara yang kurang memahami bagaimana sistem politik bekerja, apa saja hak dan kewajiban mereka, dan bagaimana cara mereka bisa berkontribusi secara positif dalam proses politik.Â
Meskipun ada banyak sumber informasi, banyak yang tidak tahu bagaimana mengakses informasi yang benar dan memadai. Oleh karena itu, pendidikan politik di Indonesia harus dimulai sejak dini, baik melalui kurikulum sekolah maupun kampanye-kampanye yang lebih aktif dari lembaga-lembaga masyarakat dan pemerintah.Â
Dengan demikian, warga negara tidak hanya menjadi pemilih yang cerdas, tetapi juga bisa menjadi pengawas yang efektif terhadap jalannya pemerintahan.
Selain itu, masalah korupsi juga masih menjadi hambatan besar dalam demokrasi kita. Meski sudah ada lembaga seperti KPK yang berperan aktif dalam memberantas korupsi, namun saya rasa korupsi masih merajalela di banyak sektor, baik di pemerintahan pusat maupun daerah.Â
Demokrasi yang sejati hanya bisa terwujud jika ada transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam pengelolaan negara. Korupsi, baik dalam bentuk yang besar maupun kecil, merusak fondasi demokrasi karena mengurangi kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Oleh karena itu, upaya pemberantasan korupsi harus diperkuat, dengan memastikan adanya pengawasan yang lebih ketat dan penegakan hukum yang tidak pandang bulu.
Tak kalah penting adalah peran media dalam demokrasi. Di era digital seperti sekarang ini, media sosial memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk opini publik. Media seharusnya menjadi saluran informasi yang mendidik dan menyejukkan, bukan malah memperkeruh suasana dengan informasi yang bias atau hoaks.
 Sayangnya, fenomena berita palsu dan polarisasi informasi semakin marak, yang menyebabkan masyarakat jadi sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang tidak. Dalam konteks ini, saya merasa bahwa literasi media harus ditingkatkan. Warga negara perlu diajarkan untuk lebih kritis dalam menerima informasi, serta mengenali sumber yang kredibel dan terpercaya.
Selain itu, masalah kesenjangan sosial dan ekonomi juga tak bisa diabaikan dalam konteks demokrasi. Meskipun Indonesia sudah berkembang pesat, kesenjangan antara yang kaya dan miskin masih sangat lebar. Demokrasi yang sejati harus bisa memastikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, bukan hanya segelintir orang.Â
Saya pikir, pemerintah harus lebih fokus pada kebijakan yang mengurangi ketimpangan ini, melalui pemerataan pembangunan, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, serta penguatan sektor ekonomi rakyat. Ketika kesenjangan ini semakin melebar, bukan hanya keadilan sosial yang terganggu, tetapi juga stabilitas politik dan sosial negara.