Sekitar pukul 05.30, beberapa anggota bersiap untuk kembali ke ghober hoet melihat sunrise, namun aku dan dua teman satu tenda tetap melanjutkan tidur. Kita bangun pukul 07.00 dan hanya menyaksikan sunrise di belakang pos keamanan. Tidak kalah keren, matahari terlihat jelas menyinari punggungan gunung di sebelah kanan ku.
Sekitar satu jam aku menemani matahari terbit, dan kembali pulang tak lupa mencoba mie di warung papandayan. Mie sangat enak sekali ketika berada di gunung. Dilanjutkan dengan mencari area spot foto sampai capek. Pukul 08.30 kita mulai membereskan carrier untuk kembali pulang. Tapi hati masih ingin bermalam lagi disini.
Perjalanan menuju hutan mati, spot yang kita tunggu-tunggu. Sekitar 10 menit dari pondok saladah menuju hutan mati. Untuk trekking aman, dengan jalan naik yang landai. Ketika berada di hutan mati, suasana sedikit berbeda, tapi pemandangan sangat indah. Tidak berlama-lama aku mengabadikan dengan beberapa foto saja.Â
Hutan mati, yang disebabkan akibat letusan gunung papandayan ratusan tahun silam. Dan terakhir kali terjadi erupsi pada tahun 2002, dan sampai sekarang masih berstatus aktif. Ketika kawah terlihat berwarna abu-abu kehitaman, wisatawan tidak diperbolehkan naik karena berstatus siaga. Itu info dari petugas keamanan di basecamp.
Selama perjalanan turun, pemandangan jauh lebih indah, karena posisi sedang berada diatas, dan bisa melihat seluruh pemandangan yang ada di bawah. Wah seindah itu papandayan, aku merasa sedang ada di mimpi yang impossible menjadi nyata, tapi ini sungguh nyata. Kalian wajib banget sekali datang ke papandayan.Â