Aku terbangun karena suara berisik di luar. Belum ada matahari, masih dalam keadaan gelap, tidak tahu persis pukul berapa. Tapi orang-orang sudah ramai keluar tenda, menyambut kehadiran matahari. Aku pun begitu, aku duduk di depan tenda menunggu kehadiran matahari dengan badan menggigil.Â
Perlahan-lahan dua gunung didepan mata ku mulai terlihat, yaitu sindoro dan sumbing. Dan perlahan semua didepan mata terlihat jelas. Aku sungguh takjub dengan keindahannya. Ada perasaan ingin bermalam lagi di prau, tapi itu tidak mungkin. Aku puas-puasin memandang dan mengabadikan momen tersebut dengan berfoto.Â
Pukul 07.36 kita mulai merapikan tenda, karena keterbatasan waktu jadi kita harus bergegas untuk turun. Selama kita beres-beres, segerombolan awan perlahan-lahan mendekati sindoro dan sumbing. Semakin cantik pemandangan yang ditampilkan, seketika  aku terdiam akan keindahan itu.Â
Pukul 08.50 aku berjalan turun, dan kali ini aku turun beramai-ramai dengan pendaki lainnya. Banyak orang tua sekitar umur 45 tahun yang masih kuat naik. Dan aku sangat kagum sekali, sepanjang perjalanan turun, pemandangan sebelah kanan sangat indah, diperlihatkan kepada kami sawah-sawah hijau yang tersusun rapi. Wah, aku semakin kagum.Â
Tiba di basecamp, kaki ku seperti tak bertulang, langsung aku mencari tempat duduk. Setelah kurang lebih satu jam beristirahat, aku melanjutkan perjalanan pulang. Menuju jalan utama untuk mencari bus kecil. Ternyata, segerombolan para supir menyambut di depan gang, menawarkan bus kecilnya itu. Ketika masuk bus, ternyata sudah ramai sekali yang menunggu keberangkatan. Selama perjalanan menuju terminal dengan bus kecil, pemandangan sebelah kiri ku sangat indah sekali. Benar-benar indah, perasaan sedih karena tidak bisa memandangnya langsung, terhalang oleh kaca bus.Â
Aku tiba di terminal pukul 11.00, dan ternyata bus menuju Jakarta berangkat pukul 16.00. Terpaksa aku harus menunggu 5 jam, aku yang sudah tidak bisa kesana kemari karena lelah, hanya bisa duduk diam saja selama lima jam tersebut.Â