Aku dan nisa sampai di pos 2 pukul 07.25, dan bertemu dengan dua teman baru lagi, bang Bayu dan bang Isa. Lanjut menuju pos 3, dengan disuguhkan khas pendakian yaitu trek yang berat, jalan menurun curam, jalan naik curam bebatuan. Tapi memang yang paling berkesan adalah trek seperti ini, kita jadi punya banyak cerita yang menantang.
Tiba di puncak gunung lembu pukul 08.15, merupakan titik tertinggi puncak gunung lembu ditandai dengan plang nama gunung lembu yang ditempel di pohon seperti foto diatas. Kedatangan kami disambut oleh beberapa monyet liar. Harus waspada terhadap barang bawaan, lengah sedikit bisa dibawa kabur oleh monyet, bisa pada handphone juga.
Pukul 08:45 kami tiba di atas batu lembu, merupakan spot terbaik untuk menikmati pemandangan. Waw benar-benar the best view jatiluhur pokoknya deh. Batu lembu berada dibawah pos 3, kita perlu turun sedikit dari pos 3 sekitar 100 meter.
Menikmati panorama di depan mata, sebelah kanan gunung parang ferrata, serta persawahan nan hijau, serta tepat didepan mata adalah waduk yang memiliki luas 8.300 hektar, dan merupakan waduk terluas se Asia Tenggara, siapa lagi kalau bukan Waduk Jatiluhur.
Alhamdulillah tiba di batu lembu, hujan sudah berhenti, kita diberikan kesempatan untuk menikmati alam yang Tuhan berikan. Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?
Gunung lembu, memang tidak masuk daftar gunung favorit di kalangan pendaki dan mungkin tidak familiar di telinga. Namun, bagi aku di batu lembu adalah tempat ternyaman untuk melamun, dan self talk. Tapi memang benar tempatnya cocok untuk kita deep talk, rebahan juga nyaman, wah pokoknya cocok untuk tempat pelarian dari hiruk pikuk ibukota “A great place to relax”.
Namun sangat disayangkan sekali, banyak monyet ganas yang mengganggu ketenangan kita.