Mohon tunggu...
Hilda Sania Salsabila
Hilda Sania Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KH. Achmad Shiddiq Jember

Content Writer | Content Creator | Copy Writer | Edukasi | Gen Z Blog | https://iyahildasaniablog0404.blogspot.com IG | https://instagram.com/sanisasabila?igshid=MzNlNGNkZWQ4Mg==

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

24 Jam Sama Rata

21 September 2023   23:34 Diperbarui: 21 September 2023   23:46 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

24 Jam sama rata

Banyak orang yang merasa iri terhadap kesuksesan orang lain, karena melihat mereka berasal dari kalangan menengah keatas. Sehingga menjadikan alasan bahwa mereka bisa lebih sukses. Jika telaah secara mendalam sebenarya kita memiliki waktu yang sama. Semua manusia memiliki waktu 24 jam. Problemya kini, apakah kita dapat memanfaatkan waktu dengan baik atau tidak?, Dapatkah kita membuat waktu produktif setiap hari? 

Faktanya dalam sebuah buku yang berjudul "Wawasan kemandirian Calon Sarjana" yang ditulis oleh Walneg S. Jas, manusia hanya menghabiskan waktu produktifnya 35% setiap harinya. 

Bagaimana hal itu bisa terjadi?. Waktu produktif adalah waktu yang dapat digunakan untuk melakukan atau mendapatkan sesuatu secara produktif, contohnya bekerja, sekolah atau belajar, olahraga, dan sebagainya. Jika ada waktu produktif, maka tentunya ada pula waktu nonproduktif. 

Kegiatan nonproduktif dalam keseharian contohnya adalah: makan, tidur, berkendara, bersantai, galau, over thinking, bahkan sakitpun dikatakan kegiatan nonproduktif, kenapa? Hal ini karena orang yang sedang sakit cenderung melaksanakan kebiasaan seperti melamun, minum obat, main hp, merengek karena kesakitan. 

Setelah melakukan survei terhadap 100 orang Walneg S. Jas menyatakan bahwa waktu produktif yang dihabiskan manusia dalam seharinya adalah 35% dan sisanya adalah waktu nonproduktif yaitu 65%. 

Bisa dibayangkan jika rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 60-65 tahun maka, 35% dari 65 tahun adalah sekitar 18 tahun. Dalam usianya manusia hanya menghabiskan waktu produktifnya selama 18 tahun, lantas untuk apa sisa waktu 47 tahun yang kita habiskan didunia?

Dalam buku Wawasan kemandirian Calon Sarjana juga ditulis bahwa "Mengapa ada orang biasa da nada orang luar biasa?, konsepnya sederhana, orang yang sukses dan luar biasa memahami bagaimana memanfaatkan dan mengalokasikan waktu yang dimilikinya, sedangkan orang yang tidak sukses tidak memahami bagaimana memanfaatkan waktu dan mengalokasikannya dengan baik." Masa depan tergantung bagaimana kita bisa memebentuk kebiasaan kita menjadi lebih produktif untuk mendapatkan ganjaran yang kita inginkan. 

Bagimana kita bisa memulai memanfaatkan waktu dengan baik? Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk memulainya:

1. Evaluasi, apa saja kegiatan tidak produktif yang dapat dan tidak dapat kamu hindari.

2. Buat timeline kegiatan keseharianmu dan target terdekat yang ingin kamu capai.

3. Checklist apa saja yang berhasil dan belum berhasil kamu lakukan.

4. Untuk mendisiplan diri, buat punishment apabila kamu gagal menyelesaikan dan beri reward apabila kamu berhasil menyelesaikan tantangan ini.

5. Learning by doing. 

Memang tidak mudah mengubah suatu kebiasaan, tapi menjalaninya agar dapat konsisten kamu hanya perlu melakukannya perlahan, setiap hari, memang awalnya harus dipaksa agar finishnya menjadi terbiasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun