Mohon tunggu...
Hilda Irach
Hilda Irach Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budidaya Ikan Cupang Menjadi Hobi yang Menghasilkan di Masa Pandemi

13 Desember 2020   19:00 Diperbarui: 13 Desember 2020   19:09 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia juga menjelaskan bahwa terdapat kepuasan tersendiri ketika melihat proses merawat ikan cupang hingga dapat terjual.

“Karena senang mengamati proses mutasinya, 2 minggu atau sebulan warnanya berubah jadi strong lagi, wah itu ada kepuasan tersendiri” Ujarnya (Mutasi: proses perubahan warna ikan cupang).

Sebelum memulai usahanya, Nabil terinspirasi dari salah seorang pengusaha ikan cupang yang mampu sukses menekuni bisnis ikan hias selama bertahun-tahun.

“Kenalan sama akun instagram @fahmiwahyudi96, dia jualan cupang, masih muda sudah berkecimpung di usaha ikan hias cupang selama 7 hingga 6 tahun lamanya. Karena ditekunin, omset  perbulannya bisa menyentuh 200 juta.” ungkapnya.

Untuk persediaan ikan cupang yang akan dijual, Nabil lebih memilih untuk membelinya pada channel seller terdekat yang sudah ia percaya daripada membelinya langsung ke pasar ikan. Karena kualitas ikan jauh lebih bagus.

“Beli partaian minimal 10 ekor, lebih murah daripada satuan. Kalau ke pasar jatuhnya dia petani ikan cupang, dia yang mengembangbiakan, kalau beli partaian ke orang jatuhnya seller. Bedanya petani sama seller itu kalo masalah kualitas seller lebih tau dibanding petani.” tutur Nabil.

Saat ini, pemilik akun instagram @chupang_talim tersebut menjual ikan cupangnya secara online melalui media sosial. Seperti lelang siaran langsung di instagram, postingan facebook, dan status whatsapp. Selain itu ia juga mempersilahkan jika ada pembeli yang ingin datang dan meilhat langsung ke rumahnya.

“Bisa dateng kerumah. Cuma kalo offline lebih mahal, karena ada kepuasan sendiri, sepuasnya dia mau milih yang mana. Kan kalau lelang kita yang menentukan ikan mana yang mau dilelang” Jelasnya.

Walaupun belum lama berjualan ikan cupang dengan sistem lelang online melalui siaran langsung. Nabil kerap mengalami kejadian yang kurang menyenangkan.

“BnR atau bid and run itu yang paling ngeselin, kadang ada yang ditanyain kelanjutannya untuk konfirmasi pas ditanyain gapunya duit. Kan kasian yang dia tiban pas dilelang” Ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, untuk memulai usaha ikan cupang, selain alat-alat juga ada beberapa hal yang harus disiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun