Mohon tunggu...
Hilda Irach
Hilda Irach Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budidaya Ikan Cupang Menjadi Hobi yang Menghasilkan di Masa Pandemi

13 Desember 2020   19:00 Diperbarui: 13 Desember 2020   19:09 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ikan Cupang/Foto: walpaperbetter

Jakarta - Ikan cupang kini tengah naik daun dan menjadi primadona bagi banyak orang di Indonesia. Saat ini, memelihara ikan cupang menjadi hobi yang digandrungi oleh sebagian orang untuk mengusir kebosanan di tengah pandemi covid-19.

Karena keindahan warna dan corak yang dimiliki, serta karakternya yang unik yaitu cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya, peminat ikan cupang kian menjamur. Bahkan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Adinda (20) seorang karyawan swasta menjadi salah seorang yang baru memulai hobi ikan cupang di masa pandemi. Hobi ini berawal dari ketidaksengajaannya melihat siaran langsung lelang ikan cupang di media sosial Instagram.

“Awal mula itu ngga sengaja liat live di instagram @dhinoharyo ternyata lagi lelang cupang dan mencoba membeli 1 ikan.” ungkap Adinda saat di di wawancarai via Video Converence  (08/12/2020).

Ia tertarik dengan ikan cupang karena menurutnya warna ikan dan coraknya cantik dan menarik. Walapun tidak sering membeli tetapi ia sudah memiliki dua belas ekor ikan cupang.

“Kalau lihat ikan cupangnya bagus dan tertarik pasti dibeli. Tapi belinya tidak terlalu sering. Saat ini sudah punya 12 ikan yang harga mulai dari 40 sampai 300 ribu. Paling suka jenis Halfmoon.” Ungkapnya.

Berbeda dengan Nabil (20) seorang mahasiswa, mulai memelihara ikan cupang pada bulan Maret yang awalnya hanya sekedar iseng untuk hobi, Namun sejak Agustus Ia mulai menekuni hobinya untuk mencari keuntungan rupiah.

“Awal-awal cuma buat koleksi, gak niat buat dijual. Karena ngeliat kemungkinan barang kita beli 50 ribu lalu dijual 70 ribu, untung 20 ribu lumayan buat sampingan di masa pandemi.” ujar Nabil saat di wawancarai via Video Converence (28/10/2020).

Nabil memilih ikan cupang untuk dijual karena menurutnya perawatan ikan cupang lebih mudah jika dibandingkan dengan jenis ikan hias lain.

“Pertama, gak repot walaupun dia lebih sering ganti air 3 atau 4 hari sekali. Tapi kalau ikan lainnya butuh filter air, kalo cupang make toples juga hidup. Biaya pakan, biaya pengobatan, biaya perawatan, itu lebih murah dari ikan-ikan hias lainnya. Tapi harga jual ikan cupang bisa lebih mahal dari ikan-ikan hias lainnya.” Jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa terdapat kepuasan tersendiri ketika melihat proses merawat ikan cupang hingga dapat terjual.

“Karena senang mengamati proses mutasinya, 2 minggu atau sebulan warnanya berubah jadi strong lagi, wah itu ada kepuasan tersendiri” Ujarnya (Mutasi: proses perubahan warna ikan cupang).

Sebelum memulai usahanya, Nabil terinspirasi dari salah seorang pengusaha ikan cupang yang mampu sukses menekuni bisnis ikan hias selama bertahun-tahun.

“Kenalan sama akun instagram @fahmiwahyudi96, dia jualan cupang, masih muda sudah berkecimpung di usaha ikan hias cupang selama 7 hingga 6 tahun lamanya. Karena ditekunin, omset  perbulannya bisa menyentuh 200 juta.” ungkapnya.

Untuk persediaan ikan cupang yang akan dijual, Nabil lebih memilih untuk membelinya pada channel seller terdekat yang sudah ia percaya daripada membelinya langsung ke pasar ikan. Karena kualitas ikan jauh lebih bagus.

“Beli partaian minimal 10 ekor, lebih murah daripada satuan. Kalau ke pasar jatuhnya dia petani ikan cupang, dia yang mengembangbiakan, kalau beli partaian ke orang jatuhnya seller. Bedanya petani sama seller itu kalo masalah kualitas seller lebih tau dibanding petani.” tutur Nabil.

Saat ini, pemilik akun instagram @chupang_talim tersebut menjual ikan cupangnya secara online melalui media sosial. Seperti lelang siaran langsung di instagram, postingan facebook, dan status whatsapp. Selain itu ia juga mempersilahkan jika ada pembeli yang ingin datang dan meilhat langsung ke rumahnya.

“Bisa dateng kerumah. Cuma kalo offline lebih mahal, karena ada kepuasan sendiri, sepuasnya dia mau milih yang mana. Kan kalau lelang kita yang menentukan ikan mana yang mau dilelang” Jelasnya.

Walaupun belum lama berjualan ikan cupang dengan sistem lelang online melalui siaran langsung. Nabil kerap mengalami kejadian yang kurang menyenangkan.

“BnR atau bid and run itu yang paling ngeselin, kadang ada yang ditanyain kelanjutannya untuk konfirmasi pas ditanyain gapunya duit. Kan kasian yang dia tiban pas dilelang” Ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, untuk memulai usaha ikan cupang, selain alat-alat juga ada beberapa hal yang harus disiapkan.

“Pertama keyakinan. Jangan ragu buat beli ikan, misal kita denger biasanya beli 5 ribuan kok ini 50 ribuan. Dari yakin berarti kita udah gak ragu untuk keluar modal, gak ragu untuk minta bantuan sama orang. Kedua, perbanyak sharing ke orang yang udah lebih berpengalaman main cupang, yang lebih senior, udah tau ilmunya, dan udah berani jualan cupang. Ketiga, Bersaing secara sehat, bersaing secara sehat, jangan banding-bandingin, semua seller punya kualitas yang berbeda-beda.” Kata Nabil.

Ditulis oleh:

Garda Ardianto

Hilda Iriyanti Rachma

Rissa Sugiarti

Dinda Permata Sari

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun