Implementasi Realisme Dalam Pendidikan Sejarah
Implementasi realisme dalam pembelajran sejarah berpusat pada pembelajaran berbasis fakta dan pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah. Untuk membantu siswa memahami peristiwa masa lalu secara konkret, guru dapat menggunakan artefak, dokumen, dan jenis bukti fiksi lainnya. Misalnya, siswa dapat diajak untuk melihat teks Proklamasi Kemerdekaan, dokumen penting atau artefak seperti bendera pusaka saat mempelajari sejarah perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, siswa tidak hanya memiliki pemahaman tentang peristiwa sejarah yang terjadi, tetapi mereka juga mampu menyatukan peristiwa tersebut dengan informasi yang tersedia di dunia saat ini.
Metode studi lapangan juga dimaksudkan ke dalam metode ini. Guru dapat mengatur kunjungan ke museum, situs bersejarah, atau okasi dengan nilai bersejarah. Siswa dapat memilih bukti sejarah secara langsung dan memahami konteks sosial, budaya, dan politik yang melatarbelakangi peristiwatersebut selama kunjungan ini. Misalnya, mengunjungi Museum Nasional dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjalanan sejarah Indonesia.
Selain itu, pengalaman belajar yang lebih interaktif dapat dicapai dengan bantuan teknologi kontemporer. Siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan terlibat secara aktif dalam memahami sejarah dengan menggunakan simulasi digital atau aplikasi sejarah. Simulasi digital dan aplikasi sejarah memungkinkan siswa menjelajahi Kembali peristiwa penting seperti pertempuran atau negosiasi diplomatik.
Metode diskusi adalah bagian penting dari penerapan realisme dalam pembelajaran sejarah. Guru dapat mengajak siswa untuk membahas berbagai interpretasi peristiwa sejarah berdasarkan bukti yang ada. Misalnya guru mengajak para siswa unutuk membandingkan berbagai sudut pandang dari berbagai sumber untuk menentukan penyebab Perang Dunia II. Siswa belajar berpikir kritis, memahami kompleksitas sejarah, dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta melalui diskusi ini.
Kesimpulan
Dengan penekanan penguasaan ilmu pengetahuan dan praktik praktis, realisme menawarkan pendekatan yang kuat dalam membentuk sistem pendidikan yang berorientasi pada fakta dan kenyataan. Dengan demikian, realisme dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi maslah dunia nyata. Namun, untuk menghasilkan pendidikan yang lebih holistik, pendekatan ini harus dikombinasikan dengan metode yang mempertimbangkan aspek emosional dan kreatif.
Selain itu, menggabungkan unsur realisme dengan pendekatan lain, seperti humanism atau kontrukstivisme, dapat memperluas cakupan pendidikan untuk mencakup aspek emosional, sosial, dan intelektual siswa. Dengan kombinasi tersebut, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk membangun individu yang krisis, Tangguh, dan berempati dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kontemporer. Oleh karena itu, filsafat realisme masih relevan dan penting dalam pendidikan untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih baik sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman.
Daftar Pustaka
ASTUTI, W. (2017). HAKIKAT PENDIDIKAN. Retrieved from academia.edu: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/65851529/3.HAKIKAT_PENDIDIKAN-libre.pdf?1614678711=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DHAKIKAT_PENDIDIKAN_SUPLEMEN_MATERI_MATA.pdf&Expires=1734713589&Signature=cyJNt8Gh~ci7QLUL8lWojKN-npUQqgWS9XYV8SH49W
VIVID RIZQY MANURUNG, S. P. (2012). MAKALAH ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME. 1-22.