Mohon tunggu...
Hilda Aulia
Hilda Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Hilda Aulia dari program studi Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Realisme Dalam Pendidikan Sejarah: Membentuk Generasi Yang Berpijak Pada Realitas

21 Desember 2024   00:11 Diperbarui: 21 Desember 2024   00:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: John Lock. Sumber: Internet.

Pendahuluan

Filsafat pendidikan realisme adalah jenis filsafat yang menekankan realitas sebagai tujuan dasar pendidikan. menurut perspektif ini, dunia materi adalah nyata dan dapat dipahami melalui pengalaman, observasi, dan penaaran logistik. Lahirnya realisme sebagai cabang filsafat yang menggambungkan filsafat idealism Kant empirisme Lock, dan neoralisme adalah sebuah istilah lain untuk menyebut realisme. Menurut John Lock tidak ada kebenaran dari metafisik dan universal, dan pengalaman indrai adalah satu-satunya cara untuk menentukan kebenaran (Yulianti dkk, 2023).

Manurut Manurung dkk (2012) dalam karyanya menjelaskan bahwa Realisme adalah jenis filsafat yang berpendapat bahwa hanya ada dunia luar yang dapat dikenal dan berasal dari kata "realis" yang berarti "sungguh-sungguh". Oleh karena itu, realisme berpendapat bahwa persepsi indrawi dan pengertiannya benar-benar ada, para penganut realisme percaya bahwa objek indera kita adalah sesuatu hal yang pasti nyata.

Selain itu menurut aliran realisme ini, pikiran manusia pada mulanya adalah tabula rasa atau kosong, diisi dengan pengetahuan dari luar dan lingkungannya. Pada aliran realisme dunia nyata, bukan abstrak, adalah suatu konsep utama. Oleh karena itu, dalam liran ini, pengetahuan digambarkan secara langsung dan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari hari. Dengan memahami dunia sebagaimana adanya, pendidikan dapat menjadi alat utuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka di masa depan.

Realisme tidak hanya memberikan dasar pemikiran. Tetapi, juga mengarahkan praktik pendidikan untuk lebih fokus pada pengajaran yang berorientasi pada fakta dan pengalaman nyata. Dalam pendekatan ini, siswa diajak untuk mengenal dunia sebagaimana adanya, dengan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara teori dan penerapannya. Hal ini memberikan perspektif yang praktis dan relevan, dimana peserta didik tidak hanya mempelajari konsep-konsep abstrak, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, realisme memiliki tempat penting dalam membentuk pendidikan modern yang tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga bertujuan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dunia nyata.

Prinsip-Prinsip Realisme Dalam Pendidikan

Pendidikan realisme menekankanfakta, logika, dan relevansi. Pertama, pendidikan harus didasarkan pada kenyataan, dengan fokus pembelajaran pada pemahaman fakta yang dapat diamati. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar belajar berpikir logis dengan melihat dunia sekitar mereka. Misalnya, mereka tidak hanya belajar tentang sejarah partai komunis di Indonesia melalui teori, tetapi juga melakukan penelitian ke lapangan yang dapat menunjukkan data atau fakta dari partai sejarah komunis di Indonesia.

Prnisip kedua ialah relevansi materi dalam pembelajaran. Menurut pendekatan realisme, kurikulum yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan dunia nyata. Artinya mata pelajaran seperti sains, matematika, atau geografi, terutama pembelajaran sejarah harus memiliki hubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pendidikan menjadi alat untuk mempersiapkan siswa menghadapi masalah nata di masa depan.

Metode ini juga tidak hanya mengajarkan siswa konsep abstrak, tetapi juga mengajarkan bagaimana dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Dalam pembelajaran sejarah, siswa diajak untuk melakukan penelitian langsung ke tempat-tempat peninggalan sejarah yang ada dan mengamati bukti-bukti sejarah terkait untuk membantu mereka memahami bagaimana kehidupan yang ada di masa lalu, dan hal tersebut dapat menjadi pembelajaran bersama untuk memperbaiki kehidupan masa kini, dan mempersiapkan kehidupan di masa depan.

Prinsip traksir adalah bahwa guru berfungsi sebagai fasilitator, mereka membantu siswa memahami konsep yang rumit dengan cara yang tersetruktur. Dalam pendekatan realisme, guru tidak hanya mengajarkan apa yang diperlukan siswa, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis dan melakukan penelitian sendiri (Astusti, 2017).

Implementasi Realisme Dalam Pendidikan Sejarah

Gambar: Pembelajaran sejarah di kelas. Sumber: Internet.
Gambar: Pembelajaran sejarah di kelas. Sumber: Internet.
Implementasi realisme dalam pembelajran sejarah berpusat pada pembelajaran berbasis fakta dan pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah. Untuk membantu siswa memahami peristiwa masa lalu secara konkret, guru dapat menggunakan artefak, dokumen, dan jenis bukti fiksi lainnya. Misalnya, siswa dapat diajak untuk melihat teks Proklamasi Kemerdekaan, dokumen penting atau artefak seperti bendera pusaka saat mempelajari sejarah perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, siswa tidak hanya memiliki pemahaman tentang peristiwa sejarah yang terjadi, tetapi mereka juga mampu menyatukan peristiwa tersebut dengan informasi yang tersedia di dunia saat ini.

Metode studi lapangan juga dimaksudkan ke dalam metode ini. Guru dapat mengatur kunjungan ke museum, situs bersejarah, atau okasi dengan nilai bersejarah. Siswa dapat memilih bukti sejarah secara langsung dan memahami konteks sosial, budaya, dan politik yang melatarbelakangi peristiwatersebut selama kunjungan ini. Misalnya, mengunjungi Museum Nasional dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjalanan sejarah Indonesia.

Selain itu, pengalaman belajar yang lebih interaktif dapat dicapai dengan bantuan teknologi kontemporer. Siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan terlibat secara aktif dalam memahami sejarah dengan menggunakan simulasi digital atau aplikasi sejarah. Simulasi digital dan aplikasi sejarah memungkinkan siswa menjelajahi Kembali peristiwa penting seperti pertempuran atau negosiasi diplomatik.

Metode diskusi adalah bagian penting dari penerapan realisme dalam pembelajaran sejarah. Guru dapat mengajak siswa untuk membahas berbagai interpretasi peristiwa sejarah berdasarkan bukti yang ada. Misalnya guru mengajak para siswa unutuk membandingkan berbagai sudut pandang dari berbagai sumber untuk menentukan penyebab Perang Dunia II. Siswa belajar berpikir kritis, memahami kompleksitas sejarah, dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta melalui diskusi ini.

Kesimpulan

Dengan penekanan penguasaan ilmu pengetahuan dan praktik praktis, realisme menawarkan pendekatan yang kuat dalam membentuk sistem pendidikan yang berorientasi pada fakta dan kenyataan. Dengan demikian, realisme dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi maslah dunia nyata. Namun, untuk menghasilkan pendidikan yang lebih holistik, pendekatan ini harus dikombinasikan dengan metode yang mempertimbangkan aspek emosional dan kreatif.

Selain itu, menggabungkan unsur realisme dengan pendekatan lain, seperti humanism atau kontrukstivisme, dapat memperluas cakupan pendidikan untuk mencakup aspek emosional, sosial, dan intelektual siswa. Dengan kombinasi tersebut, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk membangun individu yang krisis, Tangguh, dan berempati dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kontemporer. Oleh karena itu, filsafat realisme masih relevan dan penting dalam pendidikan untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih baik sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman.

Daftar Pustaka

ASTUTI, W. (2017). HAKIKAT PENDIDIKAN. Retrieved from academia.edu: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/65851529/3.HAKIKAT_PENDIDIKAN-libre.pdf?1614678711=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DHAKIKAT_PENDIDIKAN_SUPLEMEN_MATERI_MATA.pdf&Expires=1734713589&Signature=cyJNt8Gh~ci7QLUL8lWojKN-npUQqgWS9XYV8SH49W

VIVID RIZQY MANURUNG, S. P. (2012). MAKALAH ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME. 1-22.

Yulianti, E. D. (2023, Maret). Filsafat Pendidikan Realisme. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 12, 1-11.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun