hai, setiap orang tentu memiliki kriteria idaman atau tipe pasangan yang diinginkan dong. Entah apa ya tujuannya. Mungkin bisa digunakan sebagai standart dalam ajang pemilihan jodoh.Â
Dulu sewaktu aku SD, aku menulis di diary kalau tipe idamanku adalah cowok yang tinggi, pintar dalam beribadah, ganteng, pintar, kaya.Â
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, aku menyadari jika tipe idaman itu hanya omong kosong. Kalau kita mencari pasangan yang sesuai dengan tipe idaman kita, nggak akan bisa dapat. Karena manusia diciptakan memiliki kekurangan dan kelebihan.Â
Sekarang kalau ditanya, tipe idaman seperti apa, mungkin hanya bisa aku jawab "memiliki pekerjaan dan agama yang bagus". Hal ini dikarenakan hidup realitis aja ya, kalau kita nggak kerja, mau makan apa? ya kali makan cinta doang.Â
Pekerjaan apa pun sih, nggak mandang jabatan atau pendapatan. Yang terpenting mau bekerja dan memiliki pendapatan.Â
Kalau untuk agama yang bagus, tentu tujuan menikah dalam agama Islam adalah untuk memperbaiki 1/2 agama dan menikah adalah ibadah paling lama. Sehingga banyaknya godaan dan terpaan itu wajar aja.Â
Maka dari itu, mencari calon ya tentu memiliki agama yang bagus. Nggak harus lulusan pondok pesantren atau anak kyai, yang penting mau berusaha memperbaiki agama dan terus merasa kekurangan dalam ilmu agama.Â
Nah kalau agamanya kurang, gimana dong mau mendidik anak-anaknya kelak, gimana mau membawa keluarganya ke surga.Â
"kok gak ada tipe yang mapan dan tampan"
itu bonus. Kalau pun nggak dapat yang seperti itu gapapa. Bukankah semua berawal dari nol?Â
Mapan itu bisa dicapai dengan kerja keras dan bekerja. Percuma dong kalau mapan akibat warisan orang tua?Â
Mapan setiap orang berbeda-beda, ada yang memiliki pekerjaan dan berpenghasilan sudah dikatakan mapan, ada yang memiliki rumah di perumahan walau kredit sudah dikatakan mapan. Lalu kenapa mencari kriteria mapan?Â
Yang mapan itu tentu suami orang.Â
ya kali mau merebut kebahagiaan orang lain, dosa besar.
Kalau urusan tampan, ya relatif sih. Tapi sangat munafik, jika kita tidak melihat fisik. Bukankah cinta datangnya dari mata lalu turun ke hati?Â
Kalau menurutku, tampan itu bisa diperbaiki. Kurang tinggi, bisa olahraga, terlalu gemuk, bisa diet, kurang cakep, kan ada skincare. Lagian kalau kita menuntut pasangan untuk tampan, apakah kita juga cantik?Â
Gausah yang terlalu tinggi deh angannya, nanti kalau jatuh, sakit banget.Â
Jadi gimana nih para ciwi-ciwi, tipe idaman kalian seperti apa?
Kalau untuk ibu-ibu, apakah para suaminya juga sudah memenuhi kriteria yang diinginkan sewaktu remaja?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H