Mapan itu bisa dicapai dengan kerja keras dan bekerja. Percuma dong kalau mapan akibat warisan orang tua?Â
Mapan setiap orang berbeda-beda, ada yang memiliki pekerjaan dan berpenghasilan sudah dikatakan mapan, ada yang memiliki rumah di perumahan walau kredit sudah dikatakan mapan. Lalu kenapa mencari kriteria mapan?Â
Yang mapan itu tentu suami orang.Â
ya kali mau merebut kebahagiaan orang lain, dosa besar.
Kalau urusan tampan, ya relatif sih. Tapi sangat munafik, jika kita tidak melihat fisik. Bukankah cinta datangnya dari mata lalu turun ke hati?Â
Kalau menurutku, tampan itu bisa diperbaiki. Kurang tinggi, bisa olahraga, terlalu gemuk, bisa diet, kurang cakep, kan ada skincare. Lagian kalau kita menuntut pasangan untuk tampan, apakah kita juga cantik?Â
Gausah yang terlalu tinggi deh angannya, nanti kalau jatuh, sakit banget.Â
Jadi gimana nih para ciwi-ciwi, tipe idaman kalian seperti apa?
Kalau untuk ibu-ibu, apakah para suaminya juga sudah memenuhi kriteria yang diinginkan sewaktu remaja?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H