`Nama Peserta  :  Hikmawati S.Pd.AUD
CGP Angkatan 2 Kota Tidore kepulauan Maluku Utara
TK Melati Toloa
Latar belakang
Kegiatan terakhir dari alur pembelajaran MERDEKA setelah selesai mempelajari materi dalam satu Modul adalah membuat Aksi Nyata, Aksi yang diminta pada Modul 3.1 Materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yaitu berupa praktik proses pengambilan keputusan, dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan berdasarkan kasus pilihan yang terjadi di sekolah asal. Dalam menjalankan proses Aksinya ini peserta diminta untuk mendokumentasikan tahap-tahap yang dianggap penting.
Permasalahan yang dihadapi oleh seorang Guru Taman Kanak-kanak yang mana setiap  kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap harinya murid-murid tidak fokus ,sehingga menjadi satu beban yang dihadapi guru tersebut,kesalahan atau kekurang apa yang dilakukan sehingaga setiap proses kegiatan murid tidak memperhatikan dan kurang tertarik melakukan aktivitas yang diberikan,Bila proses pembelajaran yang dilakukan murid --murid bertahan Cuma pada kegiatan pertama setelah itu sudah tidak bisa tenang lagi,murid-murid sudah mulai melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan prosesnya.Sehingga membuat  guru tersebut mencari solusi dengan bertukar  pikiran dengan teman sejawatnya.
Proses Coacing diperlukan dalam megatasi  masalah ini karena dengan proses coacing ini maka permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik antara Guru dan Teman sejawat(murid ) dan dengan adanya proses coacing ini maka Dapat membantu teman  dalam mengali potensi yang dimiliki dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing teman (Murid) menjawab sendiri permasalahan yang dihadapinya
Alasan mengapa melakukan aksi tersebut
Dalam melakukan aksi tersebut bertolak dari permasalahan yang dihadapi oleh seorang teman sejawat yang memiliki permasalahan pada proses kegiatan pembelajaran sehari-hari dikelas,sehingga meminta bantuan untuk sama-sama memecahkan permasalahan tersebut
Dari masalah tersebut dapat dipastikan ketercapaian materi pembelajaran jauh dari yang diharapkan. Mengingat murid usia dini sedang dalam periode masa tumbuh dan berkembang, anak mencapai titik kritis keseimbangan secara physik dan psikis, menyebabkan mereka cepat bosan dengan cara belajar dengan mengunakan media yang tidak menyenangkan , kesulitan guru dalam mengakses materi tentang media pembelajaran karena keterbatasan kuota, kesulitan untuk mendapatkan nara sumber yang dapat menjelaskan materi yang kurang dipahami menyebabkan tingkat partisipasi aktif peserta didik menjadi menurun, imbasnya adalah proses pembelajaran yang dilakukan tidak memenuhi target yang dicapai.
Upaya untuk memberikan fasilitas pembelajaran yang berpihak kepada murid tetap diupayakan walaupun keterbatasan saranan prasaran media pembelajaran salah satu harapan  yang mendapat perhatian ekstra, untuk mendapat hak belajar sesuai kebutuhan belajar murid-murid maka sebagai seorang pendidik apapun alasannya tetap harus berusaha mencari solusi pembelajaran yang berpihak pada murid.
Muncul Dilema Etika dalam kasus ini, ada kesenjangan antara harapan agar murid bisa belajar dengan baik dengan kendala keadaan media pembelajaran yang tidak memenuhi standar  dalam menarik minat belajar murid.
Aksi Nyata ini dilakukan untuk mendapatkan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak kepada kepentingan murid dalam menghadapi kendala dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan mengunakan media pembelajaran agar murid dapat betah menerima setiap kegiatan yang diberikan guru.
Menanggapi latar belakang dilema etika di atas maka penulis mencoba menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema dan 9 langkah pengujian keputusan untuk menganalisis kasus tersebut. Adapun proses yang dijalankan adalah pertama melihat kasus tersebut dari 4 Paradigma pengambilan keputusan:
Paradigma yang diambil dari kasus tersebut adalah Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yaitu Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan   datang
  Adapun Prinsip yang mendasari pemikiran dalam pengambilan keputusan dilema etika kasus tersebut adalah:
- berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thingking), Peraturan yang ada meminta agar setiap murid mendapatkan pembelajaran yang layak dan berpihak pada kepentingan mereka
   Dari 9 Langkah Pengujian Keputusan didapat hasil analisis:
1.Nilai-nilai yang saling bertentangan: Pembelajaran berpihak pada murid terkendala keadaan
  Pada persiapan media pembelajaran yang kurang memadai
2.Siapa yang terlibat dalam situasi: Murid dan guru
3.Fakta-Fakta yang relevan: Pembelajaran tidak mengunakan alat peraga (Media pembelajaran)
4.Pengujian Benar-Salah
- Uji Legal: tidak ada pelanggaran hukum
- Uji Regulasi:tidak ada pelanggaran kode etik/standar profesional
- Uji Intuisi:kasus ini harus mendapat perhatian untuk diselesaikan
- Uji Halaman depan koran:menimbulkan rasa tidak nyaman
- Uji Panutan/Uji Idola:Hal ini juga akan dilakukan oleh tokoh yang dianggap sebagai panutan dalam pembelajaran
5. Pengujian Paradigma Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
 6. Melakukan Prinsip Resolusi:Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thingking)
7. Investigasi Opsi Trilema: Mencari opsi yang ada dari 2 Opsi yang muncul sebagai penyelesaian
    kreatif dan tidak terpikir sebelumnya, yaitu Program
8. Buat Keputusan: Melaksanakan KKG di komonitas Gugus dengan memberikan sosalisasi
   pembuatan media pembelajaran alat peraga dari bahan-bahan bekas
9. Lihat Lagi Keputusan dan Refleksikan: Setelah keputusan diambil dan hasilnya direfleksikan,
   keputusan dirasakan tepat sebagai salah satu jalan keluar
- Hasil Aksi Nyata yang dilakukan
Hasil dari aksi nyata yang dilakukan adalah terlaksananya kegiatan bersama komonitas gugus Tidore selatan dalam praktek pembuatan alat peraga atau media pembelajaran yang berpihak pada murid yang pelaksanaannya setiap bulan berjalan dan praktek langsung dilakukan oleg Guru-guru dan akan diimplemantasikan ke murid-murid Taman kanak-kanak yang berda di Tidore selatan.
- Perasaan setelah Melakukan Aksi Nyata
Saya merasa senang karena masalah Dilema Etika yang dihadapi teman sejawat  hadapi mendapatkan solusi jalan keluar dengan terlebih dahulu menggunakan pertimbangan 4 Paradigma, 3 Prinsip yang mendasari pemikiran saat mengambil keputusan dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Jalan keluar yang diputuskan dirasakan tepat dimana Guru-dapat melakukan suatu perubahan yang akan berdampak pada proses kegiatan belajar murid-muridnya dan memperlakukan mereka pada saat usia pertumbuhan perkembangan.
- Pembelajaran yang didapat dari Aksi Nyata
Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan aksi nyata adalah Dapat mentransfer praktek-praktek baik kepada teman sejawat dan lebih tenang dalam pengambilan keputusan pembelajaran pada setiap  permasalahan yang dihadapi
- Penerapan ke depan (Future)
Rencana Tindak Lanjut dalam menerapan ilmu yang saya pelajari dari Modul 3.1 Materi Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin pembelajaran, 4 Paradigma, 3 Prinsip, 9 langkah pengujian keputusan dengan mempelajari modul ini semoga saya bisa menerapkan di kehidupan sehari-hari dalam proses pemgambilan keputusan yang tepat dan efektif.
Dilingkungan sekolah saya harapan saya ilmu yang saya dapati ini bisa menguatkan saya sebagai seorang pendidik yang selalu mementingkan belajar murid,sehingga  proses pembentukan murid-murid menjadi individu yang memiliki jiwa pembelajar merdeka
 Mereka mampu tumbuh dengan bimbingan yang baik menjadi invidu yang bertanggungjawab beserta nilai-nilai kebaikan yang tumbuh dan terus terpupuk selama pembelajaran. Di sekolah dan komonitas  saya dapat mengimbaskan ilmu tersebut kepada rekan sejawat dengan demikian akan terbentuk ekosistem sekolah yang pembelajarannya berpihak kepada murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H