Mohon tunggu...
Kang Nugie ( Hikmat N H )
Kang Nugie ( Hikmat N H ) Mohon Tunggu... Freelancer -

Belajar.... dan belajar...... itu yang harus selalu dilakukan dimanapun kita berada Dan tak ragu 'tuk bertanya jika kita tak mengetahuinya.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perpisahan (ECR-2#......)

1 April 2011   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:13 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_99439" align="aligncenter" width="400" caption="from Google"][/caption]

Akhirnya waktu kepergianku pun telah tiba, dan yang kurasakan pun sama dengan perasaan seluruh warga. Berat sekali kaki ini untuk melangkah meninggalkan desa yang tercinta ini. Tapi disisi lain harapan masa depan yang mungkin tak dapat kuperoleh untuk yang kedua kalinya. Karena kesempatan ini mungkin hanya sekali  seumur hidupku.

Aku pun mengawali langkahku dengan diiringi do’a dan harapan dari seluruh warga.Ya. Harapan....., harapan warga untuk bisa kembali bercengkerama lagi dengan mereka, itu akan aku lakukan bila saatnya tiba. Dan harapan pula yang membulatkan langkahku untuk menjalani tugas yang ada.

Tak lupa aku berpamitan dengan para warga :

Sahabat Rangkat sekalian,

Saatnya Akang melangkahkan kaki tuk menunaikan tugas di negri sebrang, Hanya satu pesan dari Akang untuk Sahabat Rangkat sekalian, JAGA DAN PERTAHANKAN KEUTUHAN KEKELUARGAAN DAN PERSAHABATAN YANG SUDAH ADA. Harapan Akang, mudah-mudahan akang bisa segera kembali ke Desa tercinta ini.”

Dan tak lupa pula aku menitipkan Kembang pada warga khususnya Bunda Selsa dan Mommy MBKselama aku pergi menjalankan tugas.

Walaupun dengan perasaan sedih yang mendalam, terutamaharus meninggalkan Kembang yang baru saja menemukan tambatan hatinya. Dan perasaan sedih yang harus memisahkan diri ini dari celoteh warga mulai dari mata ini terbuka saat pagi hari hingga mata ini terpejam malam hari. Aku pasti akan merindukan semua ini. Aku akan merindukan canda tawa mereka. Terlebih lagi aku akan merindukan Kembang kekasih tercinta.

Aku melangkahkan kaki meninggalkan Desa tercinta diantarkan Kembang hingga ke Gerbang Desa, dan aku pun mencium keningnya sebagai tanda perpisahan.

Sambil melepas kepergianku, Kembang bersenandung lagu lama yang membuatku akan selalu teringat padanya.

Katakan sayang,.... sebelum kau pergi

Katakan sayang,.... Oh sekali lagi.

Biar hatiku tabah menjalani, selama kau jauh dari jati ini..

Cium keningku penuh perasaan,...

Tatap mataku saat perpisahan,....

Biar hatiku tabah menjalani,. Selama kau jauh dari hati ini..

Selamat jalan ..... sayang...

Rindukanlah diriku..

Bisikkanlah namaku... sebelum dirimu tidur

Selamat jalan....sayang

Percayalah padaku.....

Ku ‘kan sabar menunggu..... sampai kau kembali

SELAMAT TINGGAL DESA TERCINTA, SEMOGA KITA BISA SEGERA KEMBALI BERSAMA.

———–oooOOO&&&OOOooo————-

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami

(Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun