Mohon tunggu...
Kang Nugie ( Hikmat N H )
Kang Nugie ( Hikmat N H ) Mohon Tunggu... Freelancer -

Belajar.... dan belajar...... itu yang harus selalu dilakukan dimanapun kita berada Dan tak ragu 'tuk bertanya jika kita tak mengetahuinya.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekesalan.......

28 Januari 2011   17:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:05 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Laki-laki tak tau sopan..." aku menggerutu memaki sekumpulan orang yang tengah nongkrong di pinggir jalan, tertawa cekikikan sambil merokok. Wajah pas-pasan berani melontarkan kata-kata jorok padaku?!!.

Malahan salah satu diantara mereka menggodaku, mendekatiku dan tersenyum, menjijikan.
"Hai, kamu cantik... anak SMP sini ya?!!!   (muka genitnya membuatku muak)
Tanpa menghiraukannya aku berlalu...

"Boleh ngga Aa kenal lebih dekat ma Eneng?? Biar akrab gitu..."  Tangannya yang jahil mulai meraih tangan kiriku, terhenyak kaget, insting dan reflekku yang terlatih membuat otakku merespon sikap laki-laki itu dan tanpa ia sadari bogem kananku telah mendarat telak diwajahnya,

"prakk..."

Darah segarpun mengucur deras dari hidungnya yang mancung sampai ke pipinya yang putih. Serentak tangannya menutupi hidungnya yang penuh dengan darah.

"annjingg..." teriak lelaki itu

"apa kamu bilang?!!! Kamu yang binatang!!!..." serentak badanku berbalik dan mendorong tubuh laki-laki itu,

"cowok macam  kamu  tuh yang meskinya sadar... dasar primata tak beretika, kampungan, dasar goblok.." mataku yang sipit ku buka lebar,

Sementara teman-temannya yang dibelakang berdiri dan berlari mendekati laki-laki malang yang tengah mengerang kesakitan, raut mukanya pun berubah. Sementara aku terus berlalu pergi sambil tersenyum aku acungkan jari tengahku dan meninggalkan sesak kesal semua orang yang ada disana.

Aku berjalan menuju rumah,  jarak yang lumayan memeras keringat apalagi jika tengah hari seperti hari ini. Udara terasa tipis.

Langit terlihat cerah, awan berarak mengiringi gontai langkah ku..

"sial apa yg tengah aku fikirkan ga pernah jelas..." sekelumit bayangan masa lampau terus menghantuiku.......'ayah..." muak aku mengingat kata itu.... Tp tanpa aku sadari rinduku padanya makin tak terbendung...

Aku besar dengan nenek ku..dan "ua" kakak ibuku...

Jauh dari harapan seperti teman2 ku yg slalu bangga dengan pekerjaan ayahnya... menghabiskan waktunya dengan bercanda bersama keluarga.

He...he.... Aku tertawa sendiri, mestikah aku marah, atau benci mereka karena rasa iriku terhadap mereka???

Sementara  fatamorgana hari ini terus berkelebat di hadapan mataku...  rumput2 menunduk kegerahan, jika mereka punya kaki pastilah mereka pergi mencari tempat berteduh. Aku pun pergi dan berlalu, tak terasa di hadapan ku terbentang halaman luas rumah ibu ku.....

"ah....akhirnya...."

Bergegas lah aku menggapai pintu dan segera menyambar segelah air putih, dan seketika itu pun dahaga ku hilang tak berbekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun