Mohon tunggu...
Hikmasanti Agustin
Hikmasanti Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang

S1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila sebagai Entitas dan Indentitas bangsa Indonesia serta Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik

30 Januari 2024   08:47 Diperbarui: 30 Januari 2024   09:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sila kelima dari Pancasila adalah Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hidup bersama dalam keragaman dijamin dengan penegakan keadilan. Sikap adil didukung dengan kesetiakawanan dan kemurahan hati untuk hidup saling membantu atau gotong-royong. Keadilan sosial dan kesetiakawanan merupakan prinsip etis yang penting dalam membangun kesatuan bangsa yang memiliki wilayah yang sangat luas, dan situasi geografis serta kondisi demografis yang beragam.

Nilai-nilai kemanusiaan yang termuat dalam sila-sila Pancasila merupakan pondasi filosofis pengembangan hidup bersama di bidang politik, sosial, budaya dan pendidikan di Indonesia. Cara menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia adalah dengan cara mengimplementasikan nilai-nilai dari sila pancasila dalam proses pembelajaran. Peserta didik diajarkan untuk tidak hanya memahami materi pembelajaran tetapi juga diajarkan untuk dapat bersikap sesuai dengan kodrat alam dan jamannya. Mampu menjadi manusia Indonesia yang berbudi luhur, bertoleransi tinggi, gotong royong, dsb.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk membentuk kemampuan berperilaku: 1) mampu mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya demi kemajuan bangsa, 2) mampu mengenali masalah hidup bersama dan menemukan cara-cara pemecahannya, 3) mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, 4) mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia (Kaelan, 2016). Melalui pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan generasi muda bangsa Indonesia mampu mengembangkan life skill untuk kemajuan bangsa yang memiliki rasa tanggung jawab, pemecahan masalah, dapat menganalisis terhadap masalah-masalah. Dengan kata lain, pendidikan dalam bingkai nilai-nilai filsafat Pancasila membentuk karakter dan keterampilan pribadi yang unggul, karakter akademis yang rasional dan kolaboratif, karakter religius yang menyatukan keragaman, karakter sosial yang empatik dan bersaudara (Sulianti, 2018).

Profil Pelajar Pancasila merupakan konsep yang menggambarkan bahwa Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional, berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka memberikan panduan tentang dan bagaimana Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian esensial dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam aspek yakni: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif.

Pendidikan abad ke-21 menekankan pada pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Pembelajaran harus memperhatikan kebutuhan peserta didik dan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Terdapat 4 keterampilan abad 21 yang biasa disebut 4C yakni Communicaton (komunikasi), Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), Collaborative (kolaborasi), Creativity (kreatif). Profil Pelajar Pancasila dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Pembelajaran harus memperhatikan enam ciri utama Profil Pelajar Pancasila agar peserta didik memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta siap menghadapi tantangan abad 21.

Dalam kondisi Masyarakat Indonesia yang majemuk, proses pendidikan perlu mengelaborasi potensi religius para peserta didik untuk menumbuhkan relasi empatik yang mendukung proses dan praktik berdialog yang terwujud dalam tradisi bergotong-royong di dalam kehidupan sehari-hari (Endro, 2016). Dialog dalam tindakan bergotong-royong menjadi ruang implementasi aktivitas manusiawi yang mengaktualisasikan potensi kognitif, spiritual, afektif, sosial, dan moral yang terarah pada pelestarian kesatuan bangsa dalam kebhinekaan. Proses dan praktik dialog dalam masyarakat Pancasila berlangsung secara kontinu di tengah perkembangan zaman untuk menguatkan identitas bangsa dan menegaskan kontribusi bangsa dalam relasi dengan bangsa-bangsa lain secara global.

Untuk mempertahankan Identitas dan Entitas bangsa Indonesia bisa dilakukan melalui program Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran abad 21 yang berpusat pada peserta didik, hal ini dapat diwujudkan dengan cara :

  • Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan salam dan berdoa
  • Menghubungkan manfaat mempelajari materi dalam kehidupan sehari-hari
  • Menayangkan short movie maupun cerita inspiratif tentang kebhinekaan global agar setiap peserta didik mampu mengakui dan menghargai keberadaan budaya yang beragam
  • Memberikan contoh dan menciptakan pembiasaan yang positif seperti mmebuang sampah pada tempatnya, menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), dsb
  • Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik dan nyaman
  • Selama proses pembelajaran menciptakan budaya kolaborasi, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif bagi peserta didik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun