Mohon tunggu...
Hikmal Muhammad Al Qisti
Hikmal Muhammad Al Qisti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Untirta

Hanya belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Peristiwa Pemberontakan PKI tahun 1926 di Banten

21 Desember 2024   19:40 Diperbarui: 21 Desember 2024   19:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski sebenarnya alasan bergabungnya para ulama lokal Banten beberapa di antaranya ialah dikarenakan permasalahan internalnya sendiri. Yang mana bergabungnya ulama lokal di Banten dalam PKI tak terlepas dari konflik internal SI (Sarekat Islam). Tak hanya di tingkat kepengurusan pusat SI, tetapi juga di tingkat lokal Banten. Ketua SI Banten dipegang oleh Hasan Djajadiningrat, saudara lelaki ahli sejarah Banten, Husein Djajadiningrat .

Di bawah kepemimpinannya, SI menjadi organisasi moderat yang tak memberikan tempat bagi ulama dan jawara Banten. SI di tangan Hasan, menurut Williams, telah gagal menjadi sandaran pengharapan bagi orang-orang Banten yang menghendaki perubahan dalam kehidupan mereka. Karena alasan itulah para ulama lokal Banten memutuskan keluar dari SI dan memilih bergabung dengan PKI.

Di dalam aksi pemberontakan ini terhimpun berbagai kekuatan massa dari berbagai elemen. Pemberontakan ini melibatkan kerjasama antara ulama, kaum komunis, dan jawara. Masing-masing kelompok ini memiliki ketidakpuasan terhadap kekuasaan kolonial, meskipun mereka memiliki kepentingan yang berbeda.

Persiapan pemberontakan

Setelah penangkapan Chatib, Tb. Emed dan H. Saleh mengambil alih persiapan pemberontakan. H. Saleh, yang memiliki dedikasi tinggi dan garis keturunan pejuang revolusioner, memperkirakan rencana revolusioner untuk mengambil alih Labuan, Pandeglang, dan Serang secara bertahap. Ia bahkan mengirim massa ke Rangkasbitung menggunakan kereta api untuk mengatasi kelumpuhan PKI di area tersebut.

Hari H Pemberontakan di Labuan

  • 12 November: Pada pagi hari tanggal 12 November 1926, pasar di Labuan tampak ramai. Tercatat bahwa penjualan garam dan pakaian putih meningkat selama beberapa hari. Selain itu, banyak warga daerah tersebut telah melakukan puasa selama beberapa hari. Pada malam harinya, ratusan orang yang dipimpin oleh K.H. Muqri dan K.H. Ilyas berkumpul di sebuah desa di Bama. Senjata disebarluaskan kepada massa. Pertemuan ini ditutup dengan melaksanakan salat perang, sebuah do'a khusus untuk perang. Tertangkapnya pejabat tinggi partai tampaknya tidak mengurangi niat mereka untuk melakukan pemberontakan. Situasi serupa juga dialami oleh K.H. Moestapha yang mengumpulkan 700 orang di desa Pasar Lama, dekat Caringin. Di Menes, Haji Hasan dan Entol Enoh pimpin pasukan pemberontak. Setelah semua grup siap, para insurgen menyerang kota pada tengah malam. Target mereka adalah rumah-rumah pejabat pemerintah di Labuan dan Menes. Tanggal 13 November 1926, pasukan militer berhasil melawan balik pasukan pimpin K.H. Muqri. Tanggal 15 November 1926, pasukan pimpin K.H. Muqri melakukan serbuan balik terhadap pasukan dukungan dari Batavia (Helmy Faizi Bahrul Ulumi, 2018: 19-20).
  • Kelompok-Kelompok Terpisah: Setelah menangkap Mas Wiriadikoesoemah, massa terpecah menjadi dua kelompok. Satu kelompok mengawasi pemindahan Mas Wiriadikoesoemah ke Caringin, sementara yang lainnya mencari polisi di jalanan Labuan. Kelompok kedua kemudian menuju ke rumah H. Ramal dimana tiga petugas dari Veldpolitie ditempatkan. Baku tembak sengit pun terjadi, mengakibatkan dua kematian dan satu luka parah di antara petugas (Mardiyah, 2017: 63).

Menes

  • Target Utama: Pemberontak di Menes dipimpin oleh H. Hasan dan Entol Enoh. Mereka menyerang rumah wedana, Raden Partadinata, seorang pengawas kereta api, Benjamins, dan polisi. Serangan dimulai pada jam satu malam dengan mengerahkan sekitar 300 sampai 400 pemberontak. Dalam penyerangan wedana itu, seorang polisi pengawal berhasil menembak seorang pemberontak hingga tewas. Kelompok lainnya meringkus kediaman Benjamins dan berhasil menguasai stasiun kereta api. Benjamins, satu-satunya orang Belanda di kota itu, berusaha lepas dan mengatakan bahwa ia akan masuk Islam, namun pemberontak memutuskan untuk menghabisi nyawanya. Dua orang polisi juga tewas dan asisten wedana terluka parah oleh pemberontak. Kediaman pensiunan Patih juga tidak luput dari sasaran para pemberontak pada malam itu. Dan insiden pembunuhan Benjamins menjadi insiden yang paling parah dan paling disoroti oleh pemerintah kolonial.

Benjamins, opzichter S.S atau Pengawas Jawatan Kereta Api di Menes, Pandeglang, Banten. (Bintang Hindia, 27 November 1926).
Benjamins, opzichter S.S atau Pengawas Jawatan Kereta Api di Menes, Pandeglang, Banten. (Bintang Hindia, 27 November 1926).

Petir (Wilayah Serang)

  • Insiden Paling Serius: Meskipun para tokoh PKI berada di penjara, insiden paling serius terjadi di Petir pada malam 13 November. Tokoh-tokoh PKI lokal di wilayah ini, seperti Kyai Emed, H. Soeb, H. Artasik, dan H. Sasatra, sangat kuat dan hampir tidak dipengaruhi oleh kegiatan penangkapan. Pemberontakan di Petir dengan target Asisten Wedana Petir mengalami kegagalan karena militer Belanda telah disiagakan.

Tanggap darurat otoritas kolonial

Pemberontak gagal memutus semua kabel telepon di Labuan dan Menes. Akibatnya, Bupati Pandeglang mengetahui rencana itu pada jam satu dini hari. Setelah mendengar informasi tersebut, pemberontak baru memutus kabel-kabel telepon tersebut. Keterlambatan ini membuat pihak Batavia menyiagakan kekuatan militernya dan menjelang pukul 4 dini hari, 100 personil di bawah pimpinan Kapten Becking berangkat menuju Banten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun