Mohon tunggu...
Hikmal Muhammad Al Qisti
Hikmal Muhammad Al Qisti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Untirta

Hanya belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Peristiwa Pemberontakan PKI tahun 1926 di Banten

21 Desember 2024   19:40 Diperbarui: 21 Desember 2024   19:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Pasar Lama kota Serang hari ini (Sumber: Foursquare.com)

"Dapat dianggap sebagai hal yang umum diketahui bahwa penduduk di Banten cukup fanatik, sementara kepercayaan takhayul di daerah tersebut sangat berkembang. Para pengajar agama Islam memiliki pengaruh yang besar terhadap penduduk desa, sebuah keadaan yang sepenuhnya diyakini oleh para propagandis, sehingga sejak awal tindakan kriminal mereka, tujuan mereka adalah melibatkan para pengajar agama ini dalam gerakan mereka dan memenangkan dukungan untuk rencana mereka. Ini adalah upaya politik yang jelas menunjukkan bahwa kepemimpinan dipegang oleh individu-individu yang memiliki wawasan yang diperlukan dan secara sistematis berusaha mengatasi kesulitan yang mungkin mereka temui di jalur kriminal mereka.

Propaganda nyata pertama kali masuk ke Banten dengan Poeradisastra, yang pada bulan September 1925 mendirikan sebuah cabang P.K.I. di Serang di bawah kepemimpinannya.

Sebelumnya, sudah ada upaya untuk melakukan propaganda di selatan Banten. Seorang Raden OesadiDingrat, seorang keponakan bupati Batavia, telah menyebarkan prinsip-prinsip P.K.I. di sana pada pertengahan tahun 1924 setelah sebuah pertemuan propaganda dengan Alimin dan Moeso, tetapi ia tidak mendapatkan banyak keberhasilan karena rakyat saat itu belum siap. Selain itu, kemudian terbukti bahwa dia sendiri bukanlah seorang komunis yang terdidik dan telah berpindah keyakinan; saat ini dia bekerja di pemerintahan.!" (HET NIEWS VAN DEN DAAG, 1927).

Perlawanan yang terjadi pada tahun 1926 di Labuan, Menes dan Petir tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang dialami oleh masyarakat Banten, di samping itu ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan kolonial Belanda dalam masalah perpajakan yang sangat tinggi sehingga membuat masyarakat mengalami kesusahan dan mengalami penderitaan karena tidak mampu membayar pajak yang begitu tinggi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda (Aris Muzhiat, 2021: 79).

Faktor lain yang mendorong pemberontakan ini juga ialah kegagalan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para kelas pekerja di kota yang di antaranya ialah pegawai pegadaian dan pegawai kereta api. Dan faktor lainnya pada tahun 1926, dipicu oleh penangkapan H. Achmad Chatib, salah satu tokoh penting PKI seksi Banten, pada 23 Oktober 1926.

Rencana mengenai pemberontakan ini dimulai sejak 1925 yang mana pada saat itu diskusi-diskusi sering diadakan di bengkel sepeda milik salah seorang partisipan PKI yang bernama Djarkasih yang berlokasi di Pasar Lama. Diceritakan oleh Michael C. Williams dalam bukunya "Sickle and Crescent: the Comunist Revolt of 1926 in Banten" di dalamya, para eksekutif PKI Serang sering mendiskusikan tentang bagaimana agar bisa mendapat simpati dari masyarakat lokal.

Potret Pasar Lama kota Serang hari ini (Sumber: Foursquare.com)
Potret Pasar Lama kota Serang hari ini (Sumber: Foursquare.com)

Terkait hal tersebut menjadi suatu tantangan awal bagi berdirinya PKI di Banten dikarenakan masyarakat Banten sangatlah ortodoks dalam beragama serta hanya menerima dari masyarakat lokal Banten. Sehingga mau tidak mau Puradisastra harus menggerakkan PKI agar bisa menyesuaikan dengan keadaan sosial di Banten saat itu.

Sehingga untuk menyelesaikan tantangan awal tersebut para petinggi PKI di Banten turut mengajak para ulama lokal di Banten untuk bergabung ke PKI. Dan hal tersebut pun disambut dengan baik oleh para ulama di Banten yang mau bergabung menjadi partisipan PKI. Di antara caranya ialah dengan Puradisastra mengajak Basaif yang merupakan tokoh agama keturunan Arab yang lahir di Bantenyang memiliki gerakan dengan pandangan serupa seperti PKI, dengan alasan inilah Puradisastra merekrutnya agar dapat membantu memperluas jaringan PKI di Banten. (Mihael C. Williams, 2003: 17). Selain itu bergabungnya Tb. Achmad Chatib dan Tb. Emed di PKI membuat banyak ulama lain mengikuti langkah mereka dan tentu saja bersama-sama para pengikutnya masing-masing (Michael C. Williams, 2003: 51).

Bahkan Achmad Chatib ditahtakan sebagai pemimpin golongan ulama dengan gelar "Presiden Agama PKI seksi Banten"(Mardiyah, 2017: 57). Sekaligus dia juga menjadi salah satu tokoh penting dalam aksi pemberontakan pada tahun 1926 yang mana dia merupakan pemimpin dari aksi pemberontakan tersebut. Dia sepenuhnya bertanggung jawab terhadap jalannya aktivitas PKI karena pemerintah kolonial telah melakukan banyak penangkapan terhadap para pemimpin PKI di Banten, seperti Tubagus Hilman dan Ali Mamak, yang telah terlebih dahulu ditahan karena aktivitas politiknya.

Serta salah satu strategi ajakan atau negosiasi paling berpengaruh dari PKI ini ialah janji-janji yang diberikan PKI seperti masyarakat yang akan terbebaskan dari beban hoofgeld (pajak perorangan) yang mana itu membuat para petani sangat tertarik serta ramalan PKI mengenai akhir masa pemerintahan kafir kolonial yang sangat menarik perhatian golongan ulama (Michael C. Williams, 2003: 41&48). Selain itu juga seruan melindungi agama yang dilayangkan PKI saat itu turut membakar semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam PKI, dalam sebuah pertemuan Achmad Chatib pernah mengungkapkan "Bila melindungi agama adalah salah satu tujuan PKI maka saya pun sepakat. Tapi bila berhubungan dengan hal-hal duniawi saya kurang memahami." Pernyataan dari seorang ulama seperti Achmad Chatib tadi tentu semakin menambah semangat pengikutnya juga untuk turut berpartisipasi dalam PKI (Mardiyah, 55:2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun