Dalam pemahaman ini, faktor-faktor struktural seperti ketidaksetaraan sosial, ketimpangan kekuasaan, norma sosial, dan sistem ekonomi memainkan peran penting dalam membentuk kondisi yang memfasilitasi atau bahkan mendorong terjadinya kejahatan. Konsep kejahatan struktural mengakui bahwa kejahatan bukan hanya produk individu yang devian, tetapi juga hasil dari ketidakadilan sosial dan struktur yang tidak seimbang.
Dengan menggunakan pendekatan ini, konsep kejahatan struktural mendorong kita untuk melihat kejahatan sebagai fenomena sosial yang kompleks dan terkait erat dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Hal ini berarti bahwa upaya untuk mengurangi atau mencegah kejahatan tidak bisa hanya berfokus pada individu, tetapi juga harus memperhatikan perubahan yang lebih luas dalam struktur dan sistem sosial.
Dapat kita jelaskan mengapa konsep kejahatan struktural menekankan pentingnya faktor-faktor struktural dalam mempengaruhi terjadinya kejahatan. Hal ini memungkinkan kita untuk menggambarkan bagaimana interaksi antara faktor-faktor struktural tersebut membentuk kondisi yang mempengaruhi terjadinya kejahatan, dan bagaimana perubahan dalam faktor-faktor tersebut dapat berkontribusi pada pengurangan kejahatan dalam masyarakat.
How / Bagaimana?
A). Bagaimana konsep Panopticon Jeremy Bentham mempengaruhi kontrol sosial di dalam institusi penjara?
Konsep Panopticon Jeremy Bentham memiliki dampak yang besar dalam mempengaruhi kontrol sosial di dalam institusi penjara. Konsep ini didasarkan pada desain arsitektur dan pengawasan yang memungkinkan pengawas atau penjaga untuk memantau tahanan dengan cara yang efektif.
Dalam Panopticon, struktur fisik penjara dirancang sedemikian rupa sehingga sel-sel tahanan dikelilingi oleh bangunan yang memiliki menara pengawas sentral. Tahanan tidak tahu kapan mereka diamati atau diawasi oleh penjaga, tetapi mereka menyadari bahwa pengawasan bisa terjadi setiap saat.
Mereka merasa selalu terpantau, yang menciptakan rasa takut dan perasaan disiplin yang berkelanjutan. Dalam situasi ini, tahanan secara sadar mengatur perilaku mereka untuk mematuhi aturan dan norma yang diterapkan oleh institusi penjara.
Dalam konteks institusi penjara, Aplikasi Pemikiran Panopticon menjelaskan bagaimana konsep ini mempengaruhi kontrol sosial. Tahanan terus-menerus memantau dan menilai perilaku mereka sendiri, karena mereka sadar bahwa pengawasan bisa terjadi kapan saja. Hal ini menghasilkan penyesuaian perilaku yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang terstruktur di dalam penjara.
Namun, penting untuk diingat bahwa penerapan konsep Panopticon dalam institusi penjara juga kontroversial dan menimbulkan pertanyaan tentang privasi, kebebasan individu, dan potensi penyalahgunaan kekuasaan. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan yang baik antara kebutuhan akan pengawasan dan perlindungan hak-hak individu dalam mengimplementasikan konsep ini di dalam institusi penjara.