Mohon tunggu...
Hikmah Putri Amalia
Hikmah Putri Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif UIN Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa Semester 4

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Labuh Laut dan Larung Sesaji: Eksotisme Budaya Warisan Leluhur di Pantai Popoh

30 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 31 Maret 2024   19:15 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sembonyo dilarungkan ke laut.  (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Upacara biasanya dilaksanakan pada bulan Suro, menandai Tahun Baru Jawa, sebagai bentuk syukur dan permohonan keselamatan serta kemakmuran selama musim penangkapan ikan

Awalnya dikenal sebagai selametan atau wilujengan, kemudian berkembang menjadi Larung Sesaji. Labuh Laut dan Larung Sesaji adalah upacara syukur Jawa, juga dikenal sebagai Larung Semboyo atau Sedekah Laut, dilaksanakan di pantai dengan persembahan dan doa. 

Legenda Raden Trenggalek menjadi asal usul tradisi ini, di mana persembahan dibuat kepada dewi laut berupa bunga, buah, dan kue tradisional. 

Mencerminkan hubungan erat masyarakat Popoh dengan laut sebagai sumber penghidupan. Bertujuan membangun hubungan harmonis antara manusia, Tuhan, alam, dan semua makhluk hidup.

Prosesi dan ritual Labuh Laut dan Larung Sesaji

Menurut Cerita dari seorang warga lokal Desa Besole, yaitu Ibu Rahmawati Umasugi. "Pertama, yaitu pembukaan yaitu Sambutan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung, Sambutan Kepala Dinas Kelautan Provinsi Jawa Timur, Sambutan Bupati Tulungagung, Sambutan Kepala Kecamatan Besuki, Sambutan Kepala Desa Besole, dan terakhir sambutan dari Ketua Panitia Labuh Laut.

Kedua yaitu juru kunci mengumumkan gunungan tumpeng yang dibawa oleh setiap nelayan. Isi dari sembonyo yang dilarungkan yaitu kepala kambing, sesajen, kembang setaman, sego gurih dll. Para tetua membacakan doa dan membakar kemenyan.

Ketiga yaitu, Warga langsung menyerbu gunungan hasil bumi. Mereka berebut buah-buahan dan sayur mayur yang dipasang di gunungan. Bahkan mereka sampai saling gendong untuk meraih buah yang paling atas di gunungan. 

Lalu sesajen yang ditempatkan di dalam perahu khusus yang dihias dengan janur kuning. Pelan-pelan sesajen diturunkan ke laut lewat dermaga dan langsung ditarik dengan kapal nelayan. Perahu sesajen mengapung di laut lalu ditarik ke tengah teluk Popoh untuk dilepaskan.

Biaya labuh laut yaitu berupa sumbangan dari kapal para nelayan local, kapal nelayan pendatang yang sedang berlabuh di dermaga dan sumbangan dari dinas setempat yang terkait." 

Sembonyo dilarungkan ke laut.  (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Sembonyo dilarungkan ke laut.  (Foto: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun