Kebijaksanaan (Kalasuba): Kalasuba dianggap sebagai tokoh mitologis yang melambangkan kebijaksanaan dan keseimbangan alam dalam tradisi Jawa. Konsep kebijaksanaan yang dipegang teguh oleh Kalasuba menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang bijak dan berimbang. Dalam konteks pemerintahan modern, kebijaksanaan sangat diperlukan untuk mengelola sumber daya negara dengan efisien dan adil. Ketika keputusan diambil tanpa mempertimbangkan kebijaksanaan ini, risiko terjadinya korupsi meningkat karena kepentingan pribadi atau kelompok dapat mendominasi atas kepentingan bersama.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial (Katatidha): Konsep Katatidha dalam filsafat Jawa menekankan perilaku etis, kejujuran, dan tanggung jawab sosial sebagai bagian integral dari kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai ini membentuk dasar moral yang kuat dalam mencegah praktik korupsi. Korupsi sering kali melibatkan tindakan tidak etis seperti penyalahgunaan kekuasaan atau penggunaan sumber daya publik untuk kepentingan pribadi. Dengan memperkuat nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial, masyarakat dapat lebih mampu menolak praktik korupsi dan memastikan integritas dalam pengelolaan negara.
Kecerdasan dan Strategi (Kalabendhu): Kalabendhu dikenal sebagai figur yang mengajarkan kecerdasan dan strategi dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dalam konteks pengelolaan pemerintahan, kecerdasan ini diperlukan untuk merencanakan kebijakan yang efektif serta mengelola sumber daya secara efisien. Praktik korupsi sering kali terjadi karena kurangnya strategi yang baik dalam pengelolaan keuangan negara atau karena keputusan yang dibuat tanpa pertimbangan yang matang. Dengan mengadopsi konsep kecerdasan dan strategi ala Kalabendhu, pemerintah dapat mengurangi celah bagi praktik korupsi yang merugikan masyarakat.
Ketiga era Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu memberikan fondasi filosofis yang kaya dan nilai-nilai yang relevan dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan berintegritas di Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam kebijakan publik dan praktek pemerintahan, Indonesia dapat menguatkan upaya pencegahan korupsi, meningkatkan transparansi, serta membangun budaya organisasi yang kuat dan beretika. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan nilai-nilai dari ketiga era ini tidak hanya relevan, tetapi juga krusial untuk menghadapi tantangan korupsi secara efektif dalam pembangunan negara yang berkelanjutan dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H