Apasih belajar itu? Burton dalam bukunya “The Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interasksi antar individu dan individu dengan linkungannya.
Dalam buku “ Educational Psychologi”, H.C. Witherington mengemukakan bahawa belajae asalah suatu perubahan di dalam keprobadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
Dalam kesimpulan yang dikemukakan oleh Abdillah, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik memlalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. (Aunurrahman, 2010: 35)
Lalu adakah sumber belajar dan apa itu sumber belajar ?
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Secara garid besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu :
Sumber belajar yang dirancang (learning resources by desaign), yaitu sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem intruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning sources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak di desaign khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaanya dapat ditemukan, diterpakan dan di manfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua sumber belajar tersebut, sumber belajar dapat berbentuk :
Pesan : informasi
Orang : guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber dan sebagainya.
Bahan : buku, flim, gambar, komik dan sebagainya.
Alat atau perlengkapan : computer, radio, kamera, papan tulis dan sebagainya.
Pendekatan atau metode : diskusi, seminar, simulasi, permainan dan sebagainya.
Lingkungan : ruang kelas, perpustakaan, aula, studio, museum dan sebagainya.
Kemudian ada model pembelajaran, menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2014, 144) model pembelajran adalah suatu rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau lingkungan belajar lain. Adapun jenis model pembelajaran menurut Joyce dan Weil dalam buku “Suprihatiningrum (2013, 186) terbagi menjadi empat yaitu :
Information Processing Model
Model ini menekanka pada pengolahan informasi dala otak sebagai aktivitas mental siswa. Model ini mengoptimalkan daya nalar dan daya piker siswa melalui pemberian masalah yang disajikan oleh guru atau pengajar.
Personal Model
Model ini berorientasi kepada perkembangan diri individu. Implikasi model ini dalam pembelajaran adalah guru harus menyediakan pembelajaran sesuai dengan minat, pengalaman, dan perkembangan mental siswa.
Social Interaction Model
Memfokuskan pada proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok. Model mengajar disetting pembelajaran berkelompok tetapi mengutakamakan pengembangan kecakapan individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Behavioral Model
Pemeblajaran ini harus memberikan perubahan perilaku si pembelajar kea rah yang sejalan dengan tujuan pembelajaran. Kemudian, perubahan yang terjadi harus diamati.
Sehingga, guru dapat menguraikan langkah-langkah pembelajaran yang konkret dan dapat diamati dalam upaya evaluasi perkembangan peserta didiknya.
Selanjutya tentang pendekatan pembelajaran, menurut Rusman (2016) yang berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian. Secara garis besar pendekatan dalam belajar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Pendekatan Teacher Centered
Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli yang memgang control selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu. Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat mestimulus perkembangan siswa.
Pendekatan Students Centered
Sementara itu, pendekatan ini mendorong siswa untuk megerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervise dari guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H