Rudi pemuda pesisir, setiap pagi selalu sibuk mengurai gulungan nyilong, Â setelah pulang dari laut. rinai sang surya pagi melesat bebas menembus ke dalam rumah-rumah di pesisir. Menjemur ikan, menyemai rumput laut, menjahit jaring, dan menambal perahu-perahu bocor meramaikan wajah khas pesisir pulau Kira. Pasir putih, laut bening, terumbu karang yang selalu memberi kehidupan bagi ikan-ikan, membuat pulau ini bah Sebuah pulau mungil seperti surga kecil yang jatuh ke bumi.
Sebuah Pulau yang berhadapan dengan laut pasifik ini sudah tersohor namanya, terutama nelayan di pulau kira yang di kenal handal saat di lautan dan kekuatan perahu-perahu mereka yang mampu menembus lima gelombang lautan. Pernah suatu ketika nelayan di pulau ini di beri mandat oleh raja jailolo untuk menjaga daerah kekuasaanya di lautan.
Meskipun sekarang kerajaan jailolo telah hilang bersama dengan sang raja serta pengikutnya, orang-orang di pulau Kira selalu merasa gembung dada pernah membela kerajaan jailolo. Kisah kehebatan penduduk  pulau kira selalu terpatri dalam benak anak-anak muda di pulau kari.
Rudi selalu membayangkan kehebatan nenek moyangnya di lautan ketika diceritakan sang kakek. Terutama saat orang-orang di pulau kari membela kerajaan jailolo melawan kerajaan lain. sekarang kerajaan itu telah hilang dan kisahnya selalu jadi dongeng bagi anak-anak di pulau Kari.
Senja mulai pelan-pelan mengihilang di ufuk barat, rinai sinarnya memerahkan atap-atap dan dinding rumah, Â bulan purnama akan hinggap malam nanti di atas pulau Kari.
"Malam ini rudi mau ke laut ma" ucapnya pada sang ibu seraya melanjutkan "malam ini bulan prnama suntung pasti banyak".
"Langsung pulang bila telah cukup ikannya jangan berlebihan sebentar yang punya tidak mengijinkan mu balik" nasehat sang ibu yang percaya di lautan sana ada penghuninya.
Sama dengan mamanya, para nelayan di kampung ini pun percaya dengan mitos  tersebut. Di kisahkan pernah suatu ketika ada beberapa nelayan di pulau kari tidak kembali lagi ke pulau saat mereka ke laut. beberapa nelayan pergi bersama nelayan yang hilang, menceritrakan teman-temannya malam itu memperoleh ikan begitu banyak sampai memenuhi badan perahu. Saat itu juga tiba-tiba mereka hilang dari pandangan teman-teman lain.
Perahu mulai di dayung pelan-pelan ke tengah, sinar purnama membuat pantulan cahaya di lautan berkilau. Malam yang biasa gelap, kini berubah terang seperti sorot lampuh mercusuar, di pulau seberang sana yang berputar-putar. Sayup-sayup angin mendesir di telinga. Suara-suara gelombang kecil terdengar saling melantunkan suaranya, memukul-mukul sisi perahu. Â Â
Suntung-suntung berkeliaran saat perahu rudi terdiam, di ombang ambing di lautan malam. Bulan purnama seperti perayaan hari besar para suntung. Mulai dari ukuran kecil sampai besar, tak mau ketinggalan merayakan kemunculan bulan purnama. nelayan pun tak mau ketinggalan momen bulan purnama. lautan seperti karnaval, penuh dengan perahu-perahu nelayan.
Perahu rudi seketika tanpa butuh berjam-jam sudah penuh dengan suntung, ia teringat dengan perkataan ibunya agar tidak mengambil ikan banyak-banyak, secukup saja. Sebagian suntung di lepas lagi ke lautan.
Perahu-perahu nelayan mulai memutar balik kembali ke pulau. Saat mengarahkan moncong perahunya ke arah pulau. Sebuah pemandangan menarik perhatian rudi tiba-tiba, cahaya lampu berkerlap-kerlip dari kejauhan mirip cahaya sebuh kota. Penasaran dengan cahaya dari kejauhan, rudi mencoba mendekati.
"Sebuah kota besar", benak rudi mengatakan. Makin dekat perahu, keindahan kota itu semakin terlihat. dari dermaga saat perahu mau bersandar, nampak dari kejauhan kubah-kubah masjid berlapis emas berkilau di sorot cahaya lampu. Kota ini Mirip sebuah wilayah kerajaan, nampak bangunan mirip istana berdiri megah di atas bukit.
Satu jam di tempat ini seperti satu hari lamanya di tempat rudi, ada yang berbeda dari tempat ini, membuat rudi keheranan melihat. Orang-orangnya, laki-laki maupun perempuan wajah mereka cantik dan gagah, tetapi tidak seperti orang-orang di tempat rudi. Di tempat ini orang-orang  tidak memiliki garis di bawah hidung, seperti manusia sempurna.
Sudah lima jam rudi mengelilingi kota nan indah ini, seperti new york kota ini memiliki gedung-gedung pencakar langit lampu warna warni di setiap sudut kota, pasukan-pasukan kerajaan berkuda terlihat di mana-mana. Saat asik berjalan seseorang menepuk bahu rudi dari belakang. Di tempat ini orang-orang hidup dalam kedamaian, tak ada orang miskin, tindakan kriminal, pencopet maupun koruptor. Semua rakyat hidup dalam kesejahteraan. Pemimpinnya sangat memperhatikan rakyatnya.
Dari belakang seseorang tiba-tiba menyentuh bahu kanan rudi, saat di tengok orang misterius di depannya berbeda dengan orang  tempat  ini. Lebih mirip rudi dan orang-orang di tempatnya.
"Lekas kembali" tanpa basa basi orang  itu seperti memerintah. "hari sudah mau pagi" lanjutnya.
Mendengar perkataannya rudi keheranan. Tanpa basa-basi dan memperkenalkan diri, rudi merasa kesal dengan sosok misterius di depannya.
"Anda siapa" rudi langsung menyahut.
"Saya seperti kamu" tanpa menjelaskan panjang lebar orang itu berkata pada rudi.
"Masksudnya seperti aku gimana" ujar rudi mendapat dirinya tak paham maksud sosok di depannya.
 Orang itu tak mau menyebut namanya, ia hanya mengatakan kalau ia dulunya seperti rudi, tiba-tiba masuk ke tempat ini, tapi ia sudah tidak bisa kembali lagi, sudah menikah dengan orang di tempat ini.
Rudi pun teringat dengan mitos-mitos yang selalu di langgengkan penduduk pulau kari, bila ada orang yang tak kembali lagi dari lautan, orang itu sudah masuk di negeri yang hilang. Sebuah negeri yang di kisahkan tak lain di huni raja Jailolo dan pengikutnya. tiba-tiba menghilang saat perang dengan kerajaan ternate yang masih bersaudara dengan raja jailolo.
Kekuasaan telah menggelapkan mata raja ternate sehingga mau merebut kekuasaan raja jailolo yang masih saudaranya. Membuat semua penduduk di bawah wilayah kekuasaan raja jailolo, ikut membela rajanya. Tak terkecuali dengan penduduk pulau kari yang begitu besar gejolak perlawanannya membela raja mereka dari haus kekuasaan saudaranya.
Naas perang itu begitu menyayat hati siapa saja, banyak korban berjatuhan dimana-mana, lautan maupun di darat. Perang lima hari itu, membawa kemenangan bagi kerajaan ternate dan sekutunya. Peristiwa itu membuat rakyat jailolo dan penduduk pulau kari kehilangan rajanya dan para pengikut. entah secara tiba-tiba hilang bersama dengan selesainya perang antar saudara.
Sudah lima hari penduduk mencari keberadaan rudi, segala macam upaya telah di arahkan mencari keberadaan rudi, orang pintar ikut di arahkan. Ada mengatakan ia hanya tersesat, sampai ada yang berpikir rudi sudah meninggal. Sang ibu begitu sedih ketika tahu anaknya tidak kembali bersama nelayan lain di malam bulan purnama.
"Kembalilah ke perahu mu sebelum  ayam berkokok"  kembali sosok misterius itu berkata ke rudi.
Mendengar nasehat sosok di depannya, teringat dongeng penduduk pulau kari. seketika rudi tersadar dari alam bawah sadar dan memutuskan kembali ke perahunya. Saat sinar sang fajar mulai muncul di balik dahan-dahan kelapa, Â seperti mimpi rudi sudah di kerumungi penduduk pulau kari . bingung di iringi kepalanya yang masih terasa sakit, rudi mendapti dirinya sudah di rumah.
Â
Yogyakarta, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H