Menyoroti efek ekstrim yang dikarenakan oleh PM 2,5 pada kesehatan, WHO mengatakan, "Polusi partikulat mikroskopik memiliki dampak negatif ke kesehatan bahkan pada jumlah atau konsentrasi yang sangat rendah -- secara pengamatan, memang belum ada batas aman untuk PM 2,5 bagi kesehatan manusia."
Mendapatkan Udara Bersih dan Sehat Saat Pandemi dan Seterusnya
Aturan lockdown dan large scale social distancing (PSBB) yang diterapkan oleh banyak negara ternyata berdampak baik bagi kualitas udara. Bahkan berdasarkan pantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, konsentrasi maksimum PM 2,5 di Ibu Kota mengalami penurunan sampai dengan 35% yang mengindikasikan bahwa kualitas udara membaik secara signifikan.
Baik COVID-19 maupun polusi udara, keduanya terbukti membahayakan kesehatan manusia. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan adanya protokol kesehatan yang benar. Salah satu cara yang disarankan oleh para ahli kesehatan adalah dengan menggunakan pembersih udara atauair purifier.
Disaat aktivitas semakin meningkat dan kebutuhkan akan udara bersih pun juga meningkat, maka menggunakan pembersih udara merupakan pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan udara bersih bebas dari polusi.
Pembersih udara berkualitas dari Blueair dan Stadler Form memiliki performa filtrasi tinggi dengan menggunakan filter media berbasis HEPA, efektif menyaring PM 2,5 bahkan partikulat mikroskopik yang lebih kecil serta virus dan bakteri hingga ukuran 0,1 mikron.
Pastikan Anda senantiasa mendapatkan udara bersih dan sehat di masa pandemi dan seterusnya dengan pembersih udara berkualitas dari Blueair dan Stadler Form.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H