Mohon tunggu...
Hifdzi Ulil Azmi
Hifdzi Ulil Azmi Mohon Tunggu... PNS -

seorang Apoteker muslim, penulis lepas di surat kabar, bekerja untuk negeri. Tim Penyusun Laporan Kinerja dan Renstra Instansi Pemerintah. more info at hifdziua.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BPJS Kesehatan dan Fenomena Dukun Beranak di Bengkulu

19 Juni 2016   23:44 Diperbarui: 19 Juni 2016   23:54 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu ASKES atas nama saya dan BPJS Kesehatan istri (dokpri)

Mendengarkan salah seorang cerita teman, saya sempat terkejut bahwa ia sempat melakukan konsultasi untuk mendapatkan momongan melalui dukun beranak. Hal yang membuat saya terkejut adalah ia memiliki pendidikan yang cukup tinggi, sarjana Strata 1. Tanpa tanggung-tanggung, sudah lima kali ia mendatangi dukun beranak agar bisa segera mendapatkan seorang buah hati. Langkah-langkah yang diberikan sang dukun pun sangat aneh, mulai dari menyediakan daun jahe, sebonggol pisang yang masih sangat muda hingga adanya pantangan tidak boleh berada di dalam perjalanan pada waktu-waktu tertentu

Dukun beranak bukan satu-satunya yang ia datangi. Sebelumnya ia juga telah mendatangi dokter spesialis kandungan untuk memeriksakan kondisi rahimnya dan suaminya, apakah pasangan ini bisa memiliki anak atau tidak. Namun karena hasil konsultasi dengan dokter yang juga belum membuahkan hasil, ditambah lagi dengan adanya tradisi setempat yang sangat kental, teman saya juga mendatangi dukun beranak agar upayanya bisa berhasil.

Kini ia telah memiliki seorang anak berusia 1 tahun lebih 8 bulan. Entah karena dokter atau dukun, tapi yang pasti ia meyakini bahwa upayanya ke dukun beranak memiliki andil yang besar dalam mendapatkan anak, walaupun proses kelahiran sebenarnya dilangsungkan di sebuah Rumah sakit di Kota Bengkulu dengan tenaga medis.  

Dari banyak cerita yang saya dapatkan dengan penduduk asli bengkulu tersebut, saya mendapatkan banyak informasi bahwa ternyata masih banyak masyarakat bengkulu yang memilih dukun beranak sebagai tempat konsultasi, pemeriksaan hingga persalinan. Fenomena ini cukup mengejutkan karena baru saya ketahui setelah menetap 3 tahun di kota Bengkulu, tepatnya 2 minggu yang lalu.

Dukun Beranak, Tradisi kental Masyarakat Bengkulu

Sebagian besar masyarakat di provinsi Bengkulu, telah sejak lama memiliki kebiasaan melakukan pemeriksaan kehamilan di dukun beranak. Fenomena yang paling dominan ialah pemeriksaan sebelum kehamilan untuk segera dikaruniai momongan. Saat buah hati tak kunjung hadir hingga beberapa bulan dan tahun pernikahan, banyak dari pasangan suami istri yang berkonsultasi ke dukun beranak untuk mendapatkan resep manjur guna memperoleh momongan, salah satunya sebagaimana yang kawan saya alami. Tidak hanya masyarakat desa, pemeriksaan dengan iming-iming untuk memperoleh anak juga banyak dijumpai di daerah perkotaan (kota Bengkulu yang merupakan ibukota provinsi) yang padahal telah berdiri rumah sakit serta fasilitas kesehatan lainnya. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di dusun-dusun (desa) di Bengkulu, tradisi yang kental membuat masyarakat lebih banyak mengandalkan dukun beranak mulai dari pemeriksaan sampai persalinan dengan bantuan tenaga non kesehatan tersebut.

Selain percaya dengan tradisi, biaya yang lebih murah mulai dari pemeriksaan hingga persalinan dengan dukun beranak menjadi faktor yang menyebabkan banyak ibu hamil mendatangi si dukun. Selain itu, masyarakat juga percaya bahwa dukun beranak mampu melakukan pemijatan yang membuat posisi bayi kembali normal jika dihadapkan pada masalah sungsang dan posisi bayi lainnya yang bisa mengakibatkan kelahiran caesar. Tidak sedikitnya jumlah ibu hamil yang berhasil melakukan persalinan melalui dukun beranak juga menjadi bukti tersendiri dalam meningkatkan keyakinan akan bersalin tanpa dibantu tenaga medis. Padahal jika mau ditelaah, terdapat beberapa kasus angka kematian Ibu yang tidak terungkap akibat melahirkan di dukun beranak.

Pemanfaatan Fasilitas kesehatan yang minim

Selain dukun beranak, kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagai tempat melahirkan juga masih sangat rendah. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan persentase ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan di Provinsi Bengkulu hanya sebesar 34,7 persen. Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas 2013) menyebutkan pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk melahirkan sebesar 42,6 persen. Jumlah ini menunjukkan bahwa pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk melahirkan di Provinsi Bengkulu masih begitu rendah.

Fenomena ini diduga disebabkan masih relatif sulitnya akses mencapai fasilitas kesehatan khususnya di daerah pedesaan. Adapun Faktor penyebab lainnya adalah adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa biaya melahirkan/bersalin di fasilitas kesehatan sangat mahal. Masyarakat di Bengkulu lebih memilih tempat tinggalnya atau rumah sebagai tempat melahirkan dengan cara mendatangkan bidan, bidan desa dan dukun beranak. Kondisi tersebut juga erat kaitan dengan masih relatif rendahnya pendapatan perkapita penduduk Provinsi Bengkulu. Namun dalam kasus kelahiran tertentu yang membutuhkan perlengkapan medis yang memenuhi standar kesehatan serta memerlukan penanganan tenaga kesehatan yang lebih profesional yang ketersediaannya hanya terdapat di fasilitas kesehatan, maka melahirkan di rumah sangat berisiko dan dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayi yang akan dilahirkan.

Dampak Hadirnya BPJS Kesehatan bagi Ibu Bersalin di Bengkulu

Hadirnya BPJS Kesehatan khususnya di provinsi Bengkulu merupakan harapan besar bagi masyarakat di sini untuk bisa memperoleh pelayanan kesehatan melalui tangan tenaga medis, tak terkecuali pemeriksaan kehamilan dan tindakan persalinan. Hal ini setidaknya cukup terjawab melalui data dinas kesehatan provinsi Bengkulu tahun 2014 yang menyebutkan bahwa jumlah ibu yang melakukan persalinan melalui tenaga medis, baik di fasilitas kesehatan maupun selain fasilitas kesehatan telah mencapai 91 %, dengan rincian 33.708 dari 37.018 ibu hamil di provinsi Bengkulu. Jumlah ini meningkat dari tahun 2012 melalui survei SDKI 2012 dimana persalinan yang ditangani tenaga medis sebesar 87,2 %. Artinya, persentase persalinan yang dibantu tenaga non medis (dukun beranak dan dukun terlatih) telah mengalami penurunan pada rentang tahun 2012-2014 dari 12,8% menjadi 9%.

Data ibu hamil yang mendapatkan pelayanan persalinan oleh tenaga medis di prov bengkulu (Laporan Profil kesehatan Prov Bengkulu Th 2014, Dinkes Prov bengkulu)
Data ibu hamil yang mendapatkan pelayanan persalinan oleh tenaga medis di prov bengkulu (Laporan Profil kesehatan Prov Bengkulu Th 2014, Dinkes Prov bengkulu)
Penurunan jumlah ibu yang memeriksakan kehamilan dan persalinan melalui tenaga non medis ini tidak terlepas dari hadirnya BPJS Kesehatan. Kemudahan memperoleh jaminan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Bengkulu telah ikut mendorong pemanfaatan fasilitas kesehatan di Provinsi Bengkulu dalam pemeriksaan kehamilan dan persalinan. Hal ini berpengaruh langsung dengan terlibatnya tenaga medis seperti dokter, perawat dan bidan dalam pemeriksaan kehamilan dan tindakan persalinan. Selain itu, dengan menggunakan BPJS kesehatan, biaya persalinan baik normal maupun caesar di provinsi Bengkulu seluruhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Inilah yang saya alami saat persalinan istri saya bulan Januari 2016 lalu, dimana tidak ada biaya sepeserpun yang keluar dari dompet.

Biaya Nol untuk persalinan istri secara Caesar

Foto Hanif Ahmad Faqih, putra pertama kami hasil persalinan ceasar di RS Tiara Sella (dokpri)
Foto Hanif Ahmad Faqih, putra pertama kami hasil persalinan ceasar di RS Tiara Sella (dokpri)
Kami sendiri mengalami manfaat yang begitu besar dari BPJS Kesehatan. Lima bulan yang lalu tepatnya 7 Januari 2016, saya dan istri dikaruniai seorang putra yang dilahirkan secara Caesar. Kondisi kepala bayi yang belum sepenuhnya masuk ke mulut rahim, ditambah dengan telah pecahnya air ketuban pada subuh hari, membuat dokter spesialis yang menangani memutuskan untuk dilakukan Caesar pada siang harinya. Guna mencegah dampak buruk akibat pendarahan, saya diminta untuk segera ke PMI untuk mengambil dua kantung darah yang seluruhnya seharga 500 ribu rupiah.

Proses persalinan pada siang hari di RS Tiara Sella Bengkulu Alhamdulillah berlangsung lancar. Sedangkan dua kantung darah yang saya bawa dari PMI juga digunakan oleh dokter karena kekurangan darah yang dialami oleh istri. Kehadiran sang buah hati menambah kebahagiaan kami berdua karena berhasil dilahirkan sehat dan selamat dengan berat 3,7 kg dan panjang 52 cm.

Biaya persalinan istri yang jumlahnya mencapai di atas 14 juta rupiah seluruhnya ditanggung BPJS Kesehatan. Bahkan kantung darah yang saya beli 2 jam sebelum persalinan juga diganti dengan uang sejumlah harga tersebut. Prinsip tolong menolong melalui BPJS Kesehatan telah saya rasakan secara nyata. Saya tidak bisa membayangkan jika BPJS Kesehatan tidak ada, akan sangat berat dalam membiayai persalinan.

Kartu ASKES atas nama saya dan BPJS Kesehatan istri (dokpri)
Kartu ASKES atas nama saya dan BPJS Kesehatan istri (dokpri)
BPJS Kesehatan dan konsep Tolong-menolong    

Jaminan kesehatan yang diperoleh rakyat Indonesia tidak terlepas dari konsep tolong menolong yang diimplementasikan oleh BPJS Kesehatan. Dengan konsep ini, BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia mampu mengalokasikan dana yang terhimpun dari masyarakat untuk digunakan pada proses pemeriksaan dan pengobatan pada pasien yang lebih membutuhkan. Hasilnya, proses persalinan secara Caesar dengan biaya selangit pun bisa dicover seluruhya tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.

Lalu apa keuntungan yang diperoleh peserta yang tidak sakit ? Dalam bentuk cash back tentu tidak ada. Namun pernahkah terpikir bahwa nikmat Sehat dari Allah SWT kepada kita adalah rezeki termahal yang tidak ternilai harganya. Boleh jadi ini adalah hadiah bagi kita untuk menumbuhkan rasa ikhlas dengan menjadi bagian dari program gotong royong untuk menyehatkan bangsa Indonesia. Semoga kita senantiasa dikaruniai kesehatan oleh Allah SWT. Semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang menerima manfaat dari hadirnya BPJS Kesehatan.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun