Mohon tunggu...
fairus na
fairus na Mohon Tunggu... Mahasiswa - communication student @IPB

love to share my writing tasks here hehe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Hari Beraksi untuk Bumi

9 Januari 2024   18:21 Diperbarui: 9 Januari 2024   18:32 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kak Sarah selaku panitia penanggung jawab Kelompok Klorofil berjalan mendekat dengan sejumlah peralatan menanam dan bibit pohon mangga. Dengan sigap kami membantu Kak Sarah yang terlihat kerepotan sebab membawa delapan pasang peralatan menanam.

Kini setiap peserta memegang satu sekop untuk menggali tanah dan dua bibit pohon. Kemudian setiap penanggung jawab membawa anggota kelompoknya menuju tempat-tempat yang sudah ditentukan pada briefing sebelumnya. 

Kelompok Klorofil dibawa Kak Sarah dekat dengan sungai yang terletak cukup pinggir dari tempat tadi kami berkumpul. Kak Sarah mengarahkan kami untuk memilih tanah yang tidak basah. Setelahnya kami diminta untuk menggali tanah menggunakan sekop setinggi polybag dari bibit pohon mangga yang kami miliki.

Sekop mulai digunakan untuk menggali tanah yang akan menjadi rumah baru bagi bibit-bibit pohon yang kami tanam. Sekiranya lubang galian kami sudah setinggi polybag, segera kami masukan dengan posisi yang tegak lurus dan kami kubur kembali dengan tanah. 

Kami ulangi hal yang serupa untuk bibit pohon kedua. Kak Sarah memberitahu agar setiap satu bibit pohon ditanam dengan jarak minimal tiga meter dari bibit pohon lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga agar akar pohon tidak saling bertabrakan ketika tumbuh.

Terik matahari semakin terasa menembus kulit sehingga peluh mulai terlihat di pelipis setiap peserta. Lengan atas dipilih untuk menyeka peluh yang mengalir sebab telapak tangan sibuk menggali tanah untuk bibit-bibit berharga. 

Keseriusan terpancar dari mata setiap peserta yang ada. Pancaran mata yang berharap agar bibit yang ditanam dapat memberi manfaat di masa mendatang. Mengingat adanya hubungan saling ketergantungan antar komponen lingkungan.

Kak Sarah menyampaikan bahwa semua dinamika komponen pendukung lingkungan akan berpengaruh pada lingkungan, termasuk hasil perbuatan manusia. Jika kita ingin memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, maka kita juga harus memperlakukan lingkungan dengan baik. Dengan begitu keseimbangan ekosistem pun dapat terjaga sehingga flora dan fauna yang sejatinya memang tinggal di hutan dapat kembali lestari.

Tepat ketika matahari berada di atas kepala, bibit-bibit sudah tertanam secara keseluruhan. Peserta diberi waktu untuk beristirahat sebelum melanjutkan ke acara selanjutnya. Pada jam istirahat, panitia membagikan makan siang berupa nasi kotak dengan lauk yang didominasi oleh makanan nabati. Tentu disediakan sendok dan sedikit air untuk membilas telapak tangan yang sudah bekerja keras menggali tanah untuk pohon. Ketua pelaksana kembali memimpin doa sebelum memulai makan siang.

Siang itu saya merasa makanan yang masuk ke dalam mulut terasa lebih nikmat. Perkedel kentang yang empuk dipadukan dengan tahu dan tempe tepung guna menambah tekstur renyah dari makanan. 

Sayur bayam pun tersaji agar serat yang dibutuhkan tubuh terpenuhi. Makanan sederhana yang terasa spesial berkat dimakan bersama orang-orang dengan tujuan yang sama. Juga ditemani bibit-bibit pohon yang saya perhatikan ternyata berbeda setiap kelompoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun